Mohon tunggu...
Tari Otentik
Tari Otentik Mohon Tunggu... -

Ingin berbagi cerita, curahan hati, pengalaman, ilmu lewat rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mata Pelajaran Wajib Baru di Sekolah “Disiplin Berlalu Lintas”

12 Desember 2013   09:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:01 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13868164651898000280

Sebelumnya saya ingin mengucapkan bela sungkawa yang mendalam untuk para keluarga korban atas terjadinya tragedi tabrakan kereta api  Bintaro beberapa hari lalu. Sangat disayangkan kita kehilangan saudara-saudara kita dengan cara mengenaskan seperti itu. Saya tidak ingin melangkahi wewenang Tim KNKT atas hasil penyelidikan sebab musabab terjadinya kecelakaan tersebut. Dari pengamatan kacamata saya sebagai orang awam yang tidak mengerti secara teknik prosedur mengemudikan kereta api dan mobil pengangkut bahan bakar dan cara kerja mesinnya juga prosedur sistem keamanan jalur kereta api yang dapat saya simpulkan dari hasil pengamatan saya adalah sangat rendahnya tingkat disiplin warga kota terutama di kota Jakarta.

Ketidakdisiplinan terutama yang menyangkut keselamatan jiwa tidak hanya terlihat di pintu lintasan kereta api, tetapi juga di semua lini dalam kehidupan warga. Di perempatan atau pertigaan lampu merah kita sering sekali melihat kendaraan masih saling berebut jalan padahal sudah jelas-jelas di atur bahwa lampu merah untuk berhenti, lampu kuning untuk hati-hati atau waspada, dan lampu hijau untuk jalan. Masyarakat pun seolah tak peduli dengan keselamatannya sendiri seperti tidak menggunakan helm saat berkendara, melewati jalur yang bukan jalurnya, melawan arus jalan, salib kanan kiri tanpa melihat kondisi kendaraan lainnya, dan juga tentunya serobot langsung jalan di pintu lintasan kereta api meskipun tanda peluit sudah berbunyi dan palang sudah dipasang bahkan petugas keamanan pun tidak bisa berbuat apa-apa di tengah riuh warga kota yang memiliki kesadaran rendah akan disiplin berlalu lintas.

Sebenarnya hal ini merupakan naluri ilmiah manusia untuk melindungi diri sendiri dari bahaya, namun terkadang karena dituntut waktu dan traffic jam yang parah bukan hanya di jam-jam tertentu tetapi sudah merembet ke semua waktu, maka naluri menyelamatkan diri tersebut menguap. Masyarakat seakan tak peduli lagi dengan keselamatan diri mereka sendiri yang penting cepat sampai tujuan. Hal seperti ini tentunya tidak bisa disalahkan pada individu atau masyarakat saja, suatu negara dan kota sebagai suatu sistem tentunya memiliki komponen-komponen yang saling berhubungan satu dengan lainnya yang salah satunya bertujuan menciptakan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan kehidupan masyarakat. Pembenahan komponen-komponen tersebut dalam suatu negara dan atau kota tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan juga biaya yang tidak sedikit sehingga kita sebagai masyarakat harus sabar menunggu. Maka dari itu, untuk menciptakan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan dalam hidup khususnya keselamatan di jalan raya harus di mulai dari sikap disiplin dari diri kita sendiri sebagai pengguna jalan. Tentunya sikap disiplin berlalu lintas ini tidak bisa dengan tiba-tiba muncul pada diri seseorang tetapi itu merupakan suatu proses bertahap yang dilewati oleh seseorang selama hidupnya. Maka, perlunya ditanamkan sikap disiplin terutama disiplin berlalu lintas pada seluruh masyarakat sejak dini.

Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan materi pelajaran Disiplin Berlalu Lintas menjadi materi pelajaran wajib di sekolah-sekolah mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Tentunya materi yang diajarkan bukan materi yang penuh dengan teori-teori tetapi dengan praktik langsung dengan harapan para anak-anak yang menjadi calon penerus bangsa dapat mengaplikasikannya di dunia kehidupan sehari-hari bukan hanya sebagai slogan-slogan saja. Saya sudah banyak melihat baliho dan atau papan reklame yang bertuliskan besar-besar menghimbau masyarakat untuk tertib berlalu lintas yang terpasang di sudut-sudut jalan, tetapi sayangnya himbauan tersebut mungkin tidak dibaca oleh orang atau dibaca tetapi mereka tidak memedulikannya. Hal ini membuat miris sepertinya kerja aparat keamanan kita tidak dihargai padahal itu merupakan cara yang cukup efektif dalam menghimbau masyarakat untuk dapat disiplin berlalu lintas yang seringnya diacuhkan begitu saja. Maka dari itu, perlunya suatu sistem baru dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam disiplin berlalu lintas, mungkin salah satunya dengan penerapan mata pelajaran “Disiplin Berlalu Lintas” menjadi mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Dengan demikian maka akan terbentuk suatu sistem karena adanya acuan kurikulum yang jelas diharapkan dapat menanamkan sikap disiplin berlalu lintas di generasi-generasi kita selanjutnya sejak dini dan meningkatkan kedisiplinan berlalu lintas masyarakat saat ini. Tentunya sikap disiplin ini tidak hanya diterapkan dalam berlalu lintas tetapi juga di seluruh sendi kehidupan masyarakat. Seperti yang di canangkan Pemerintah beberapa tahun lalu Gerakan Disipin Nasional semoga dapat benar-benar terealisasi dengan baik dan dengan sikap diri yang disiplin dalam berlalu lintas akan menekan jumlah kecelakaan lalu lintas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun