Mohon tunggu...
Ario Satyo Anggoro
Ario Satyo Anggoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang mempunyai hobi untuk mempelajari transportasi dan sejarah dunia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberadaan Kebebasan dan Kebahagiaan

8 Januari 2024   20:30 Diperbarui: 8 Januari 2024   20:33 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan adalah sebuah kesadaran yang diakui oleh si pemilik kesadaran maupun oleh entitas berkesadaran lainnya. Manusia adalah makhluk berakal yang sudah ada ribuan atau bahkan jutaan tahun yang lalu. Manusia juga telah mengalami berbagai dinamika kehidupannya masing-masing. Disaat keberadaaan manusia melebih eksistensinya, disaat itulah manusia akan menemukan keberadaan sesungguhnya dari tujuan hidup yang selama ini mereka idam-idamkan. Manusia seringkali tidak mengetahui konsepsi hidup ideal yang mereka inginkan. Kebanyakan dari mereka hanya terperangkap dalam nafsu mereka sendiri. Memang begitulah manusia, sebuah turunan dari sebagian ketamakan, walaupun dibeberapa momen manusia adalah makhluk yang mulia dan peduli terhadap masalahnya. Manusia mendambakan kebahagiaan walaupun mereka harus merelakan kebebasannya. Agak aneh memang jika menyadari bahwa semakin sedikit kebebasan yang didapat, semakin bahagia orang tersebut.

"Kebebasan yang tidak kebablasan". Ungkapan itu mungkin dapat menjelaskan kenapa kebahagiaan berbanding terbalik dengan kebebasan. Poin terpenting untuk mencapai kebahagiaan adalah hidup di masa kini. Maksudnya adalah tidak overthinking tentang masa lalu maupun cemas terhadap masa depan. Sikap tidak menyesali masa lalu adalah hal pertama yang harus dilakukan untuk menemukan jalan setapak menuju kebahagiaan. Jika kita tetap menyesali masa lalu, maka jalan tersebut sukar untuk ditemukan seberapapun kita mencoba untuk mengontrol kebebasan agar tidak kebablasan.

Selain menyesali masa lalu, cemas berlebihan terhadap masa depan adalah sebuah kesalahan. Jika hal itu tetap kita lakukan, maka kita akan selalu ragu untuk maju selangkah kedepan dalam setiap keputusan yang ada. Kita akan selalu takut mengambil resiko dan hanya ingin memilih jalan yang aman. Jika kita terus membatasi potensi diri kita seperti itu, maka jalan menuju kebahagiaan pun akan menjadi tersendat.

Hal lain yang bisa kita lakukan adalah membantu orang lain. Dengan membantu, kita akan merasa bahwa diri kita berharga dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Setiap kita membantu orang lain, maka seakan-akan ada 'warna kehidupan' baru yang kita lihat dan kita takjub dan bersyukur karena bisa melihatnya sendiri.

Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa kebahagiaan adalah sebuah proses dalam kehidupan yang harus kita nikmati. Kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan akhir yang ingin kita capai. Kita bebas untuk mengartikan sendiri tentang definisi kebahagiaan. Namun, kita mungkin tidak perlu hidup untuk bahagia. Kita hanya perlu menikmati hidup secukupnya, hidup di masa kini, dan membantu orang lain yang membutuhkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun