Mohon tunggu...
Giande HIkki
Giande HIkki Mohon Tunggu... -

seorang pengangguran yang demen nulis dan nonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Madcow (Terry and Pren Series)

16 Maret 2011   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:45 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi ternyata Candra hanya menggerakan tangannya untuk menggaruk punggungnya terus kembali asik dengan lembar jawabannya.

“ Sial , gw kira dia sadar, ternyata hanya garuk – garuk doank “ Keluh Terry. Tapi Terry belum menyerah. Ia kembali merobek kertas corat – coret yang biasa disiapkan saat ujian. Lemparan kedua kembali sukses sampai tapi kembali Candra tidak memberikan reaksi yang diharapkan Terry. Terry terus melempar Candra samai 5 kali , sampai akhirnya kertas corat – coretnya hanya tinggal puing – puing. Kehabisan amunisi kertas tidak membuat Terry menyerah. Kali ini Terry menggunakan tip – ex nya.

“ Kalau ini tidak bisa membuat Candra sadar , benar- benar keterlaluan dia. “

Terry mencari momen yang tepat , dan saat momen itu datang Terry siap – siap untuk melempar Candra….

Braakk!!

Candra sudah berdiri, diikuti pandangan seisi ruangan yang memandang dengan takjub, termasuk para mahasiswa – mahasiswa teladan bergumam

“ Wuihhhhhh Gileeee !!” Terdengar serentak di ruang kelas

Semua memandang tidak percaya Candra sudah menyelesaikan tes nya bahkan lebih cepat dari golongan anak – anak pintar. Tangan Terry yang sudah ancang – ancang melempar tip ex langsung di tarik mundur saat Pak Darwin menoleh melihatnya. Untung saja Pak Darwin tidak menanyakan lebih lanjut. Candra berdiri kemudia maju menyerahkan lembar jawabannya. Dia dipersilahkan keluar duluan . dengan langkah santai Candra kelaur dari ruang tes diikuti dengan pandangan takjub dari seisi kelas. Terry juga memandang Candra seakan – akan sebuah cahaya harapan untuk lulus terbang menjauh meninggalkan dirinya. Terry akhirnya pasrah dan kembali mengerjakan tes nya seperti rencana sebelumnya, yaitu dengan mengisi ala kadarnya sebisa mungkin dibuat kelihatan meyakinkan walaupun dalam jawaban muncul teori baru , rumus baru dan rancangan digital yang baru.

2 jam penderitaan tes berlalu, Terry dan teman – temannya keluar dengan langkah gontai dan lemas. Kali ini lemasnya kerasa berlipat karena abis kuliah kalkulus ditambah tes mendadak.

“ Aku mampir ke kosmu dulu ya Sep, tak lagi berat kalau disuruh nyetir pulang. “ Pinta Andre lemas

“ Terserah saja, tapi kasurnya khusus aku pake. Aku sendiri amu tidur capek banget hari ini. Kalau mau tidur di lantai ae. “ Jawab Yosep ga kalah lemas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun