Mohon tunggu...
Giande HIkki
Giande HIkki Mohon Tunggu... -

seorang pengangguran yang demen nulis dan nonton

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen Anak : Hadiah dari Kakek

6 Maret 2011   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:02 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siang itu, Toni duduk sendirian dan termenung di beranda rumah. Sesekali ia melihat selembar kertas, surat dari Kakeknya sesaat sebelum Kakek berangkat ke desa untuk tinggal bersama paman Toni. Kondisi kesehatan Kakek memburuk, oleh karena itu dokter menyarankan Kakek untuk tinggal di desa yang udaranya masih bersih, tidak seperti di kota yang udaranya terpolusi. Toni mengingat-ingat kata Kakek saat menyerahkan surat itu " Ini hadiah dari Kakek" ,beberapa kali dilihat dan dibaca tetap saja dia merasa bingung

"Saat ayam berkokok 12 kali maka pintu akan terbuka "

"Ah Kakek kasih hadiah kok pake teka - teki sih ." gerutu Toni dalam hati. Toni ingat Kakeknya memang hobi bermain teka - teki bersamanya saat masih tinggal bersama.

" Masa ayam disuruh berkokok 12 kali " Pikir Toni kebingungan.

Ia kembali berpikir, "Hmm.. apa hadiahnya ada di kandang si Burik ya?" Toni segera berlari ke kandang si Burik. Burik adalah ayam peliharaan Toni, Ayam itu adalah hadiah yang diberikan kakek tahun lalu.

" Ah untung si Burik sudah dikeluarin dari kandang " Pikir Toni lega, jadi dia dapat membongkar kandangnya tanpa takut di patok si Burik. Dengan semangat, Toni segera membongkar kandang Burik, " Kosong!!! Tidak ada apa - apa, hanya tumpukan jerami, dan tempat makan Burik" pikir Toni. Toni masih terlihat kebingungan dan penasaran, ia masih belum menemukan apa - apa. Ibu yang kebetulan lewat langsung memarahi Toni

" Toni!!!!! Seperti gak ada kerjaan saja kamu bongkar - bongkar kandang si Burik. Ayo cepat beresin." Teriak Ibu memarahi Toni. Toni hanya bisa menurut dan dia tidak menemukan apa - apa dikandang si Burik, "pasti bukan ini yang dimaksud kakek." pikir Toni.

" Ton, makan dulu, sejak pulang kamu masih belum makan siang, makanannya sudah Ibu siapkan di meja. " Kata Ibu kemudian.

Toni juga merasa ada suara dari dalam perutnya , "Ah kalo lapar bagaimana bisa mikir?", diapun menurutin saran ibunya. "Nyum.. nyum..." Toni makan dengan lahap.

"Teng ....... Teng !!!!!" tiba tiba terdengar suara keras yang memotong keasyikan makan Toni.

Ternyata bunyi itu berasal dari jam dinding. Toni melihat ke arah jam itu, dia ingat jam dinding itu kakek yang membeli dan sudah lama jam itu dipasang di sana. Toni ingat betapa senangnya dia melihat burung yang keluar berkicau saat jam menunjuk pukul 12 siang atau malam, burung itu lucu sekali setelah berkicau 12 kali terus masuk lagi. "Hei tunggu dulu.. 12 kali???? Ini seperti yang ada didalam teka - teki, mungkinkah yang dimaksud kakek adalah jam dinding itu???" Toni hanya bisa menduga - duga."Ayam itu kelompok aves atau bisa dikategorikan burung juga, mungkin ini yang dimaksud kakek." Toni tersenyum bangga, ia merasa teka - teki sudah mulai terpecahkan. Segera ia mengambil kursi untuk menjangkau jam itu, kemudia dengan hati - hati ia memutar jam itu ke arah jam 11.59 . Ia menunggu dengan sabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun