Mohon tunggu...
Rio Nurgiono
Rio Nurgiono Mohon Tunggu... -

The young generation who rise up with love and peace. Hanya seorang pemuda yang doyan diskusi dan memasak kata. Follow Twitter: rionurgiono18 // Ig: rionurgiono

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pelayaran Pertama Danies (2/2)

17 Januari 2019   11:04 Diperbarui: 22 Januari 2019   17:45 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.pinterest.com/leeaugustsc

"Aku hanya bisa meminta maaf, aku terpaksa menetap di negeri ini karena aku mendapatkan penghidupan dengan hidup layak. Sudah beberapa kali aku hendak pulang untuk menemuimu, namun semua pekerjaan ini tidak bisa aku tinggal."

"Apa pentingnya semua penghidupan dengan satu-satunya anak yang kau punya! Tahukah kau, berbagai lautan sudah ku arungi hanya untuk mencarimu!" 

"Kau boleh mengutukku, Nak. Aku hanya bisa meminta maaf kepadamu. Sudihkah kau tinggal bersamaku, nak? Kita mulai kembali waktu yang telah hilang." sorot matanya yang tidak pernah aku lupa selalu meyakikanku. 

Percakapan yang dimulai dengan penuh amarah hingga akhirnya terasa haru dan sendu. Pertemuan yang sudah kami nantikan belasan tahun akhirnya tiba.

"Aku memaafkanmu. Kau tetaplah ayahku, aku tetap menyayangimu. Aku sudah mencarimu beberapa tahun."

"Terima kasih, Nak. Selesaikanlah lukisan untuk Tuan Frederic. Setelah itu kita pulang bersamaku."

"Baik Ayah, tapi biarkan aku menjemlut rekanmu Si Pemabuk itu agar tinggal bersama kita"

"Mungkinkah, kau bertemu dengannya? Ajaklah dia, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan pria itu."

"Baik, ayah."

Akupun menyelesaikan lukisan untuk Tuan Frederic. Lalu, kami menuju rumahku dan menjemput Si Pemabuk. Betapa terkejutnya Ia bertemu dengan ayahku di persimpangan jalan dekat percetakan tempat Ia bekerja. Kami pun pada akhirnya tinggal bersama-sama di Hindia Belanda. Beberapa tahun berikutnya, kami berlayar ke negeri kami Perancis hingga tiba di pelabuhan Marseille dan memulai kembali kehidupan kami dengan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun