7. FPI anti terhadap JIL yang menggunting dalam lipatan terhadap ajaran Islam, dan sangat berbahaya bagi akidah umat Islam sendiri, wajar jika mereka membela diri toh agama mereka diganggu toh.
8. FPI bersikap tegas terhadap pornografi, dari menindak bos majalah Playboy sampai melarang miyabi datang ke jakarta, jika kita orangtua yang normal tentu kita berfikir, ini akan sangat membahayakan perkembangan anak-anak kita, dimana tokoh bintang porno dijadikan icon yang sangat terkenal dan di elu-elukan, apakah ini tidak akan berbahaya bagi generasi kita nanti?
Dan banyak lainnya yang belum sy sebutkan, dalam benak sy, apakah karena ini FPI ingin dibubarkan dan dibenci? Kalau kita lihat dari point-point diatas kita bisa ambil kesimpulan, Siapakah yang membenci FPI?... okelah memang terkadang kita melihat aksi anarkis dari sebagian anggotanya, tetapi kita perlu perhatikan dalam AD/ART FPI sendiri melarang anggotanya untuk melakukan aksi anarkis tanpa alasan jelas, nah kita bisa ambil kesimpulan bahwa yang melakukan kekarasan itu adalah oknum dan mereka sendiri dengan jantan siap untuk mempertanggung jawabkan.
Banyak ormas, partai politik, bahkan dari siapa saja yang melakukan tindakan anarkis, tetapi kenapa mereka tidak dihujat seperti kerasnya hujatan kepada FPI? Ini tidak adil dan sepihak, kenapa media selalu lebih banyak menampilkan sisi kekerasan yang terjadi secara spontan saja, sedangkan yang positiive dari FPI jarang sekali diberitakan.
Saya juga tak mengerti kenapa media menjadikan FPI seperti monster ganas yang siap memakan siapa saja.
Adakah yang bisa menjelaskan disini kenapa FPI selalu menjadi menu pavorit di media-media?
Adakah yang dapat menjelaskan kenapa media terlalu dini dalam menghakimi FPI dengan hal yang provokativ?
Padahal kementerian dalam negeri sekalipun tak dapat membubarkan FPI secara sepihak tanpa ada prosedural yang jelas, dan memang kenyataannya seperti itu, tak ada hal yang besar yang dapat membubarkan FPI, karena FPI sendiri bertindak sesuai dengan prosedur peraturan yang ada
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H