Di era media sosial saat ini, segala informasi berkembang di sana. Dari yang bersifat fakta obyektif hingga informasi hoax. Semuanya berseliweran di layar perangkat cerdas.
Tak jarang kita menemui cerita-cerita karangan yang dibungkus seolah-olah menjadi fakta. Informasi ini memuat cerita fiktif dan konspiratif yang menyangkut tokoh politik, kejadian politik atau gosip-gosip politik.
Seperti informasi yang sering dilontarkan oleh akun twitter @Ronin016. Akun ini memang kerap menyajikan informasi fiktif yang dibungkus dengan gaya seolah-olah seperti detektif.
Beberapa waktu lalu, misalnya akun ini menyajikan konten bahwa agenda privatisasi di BUMN dilakukan atas saran seorang Bacellius Ruru (BR). Dia adalah pebisnis yang memiliki koneksi kuat dengan Luhut Binsar Panjaitan (LBP) melalui berbagai perusahaannya.
Melalui BR ini kepentingan para taipan berkumpul untuk mendukung Jokowi melalui koneksi dengan LBP. Karena itulah, saat ini berbagai mega proyek dibagikan ke para taipan melalui BR dan LBP, dan LBP adalah pelindung utamanya.
Cerita fiktif di atas memang terlihat memukau bagi mereka yang suka gosip politik, cerita konspiratif dan tentunya tak memiliki cara pandang yang kritis. Karena apa yang disajikan hanyalah kejadian-kejadian rekaan yang belum tentu kebenarannya.
Justru kalau diperhatikan rangkaian cerita berdasarkan cuitan-cuitan itu tak lebih sebagai propaganda menyesatkan yang dapat mengadu domba warganet. Karena mendong adanya permusuhan antara pemerintah yang difitnah dengan masyarakat.
Akun twitter seperti @Ronin016 merupakan akun anonim. Ia bekerja memang untuk mengarang cerita kemudian disajikan ke publik. Ia dibayar memang untuk itu sesuai dengan kepentingan pembayarnya.
Akun-akun seperti @Ronin016 tidak menyadari apa yang mereka kerjakan dapat menjadi alat untuk memecah belah bangsa. Sebagai provokator, akun seperti itu akan terus berupaya mengadudomba elemen bangsa.
Untuk itu, kita warganet sebaiknya jangan mudah percaya dengan cerita fiktif seperti di atas. Selain itu, kita juga perlu kritis dalam menerima informasi di perangkat cerdas kita.
Jangan sampai kita turut memecah belah bangsa dan negara justru dari tindakan kita menyebarkan provokasi yang tak jelas juntrungannya seperti di atas. Untuk itu kemampuan memilah dan memilih informasi yang disebarkan menjadi sangat penting saat ini.