Uang adalah suatu hal yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Setiap kelompok bahkan individu sangat membutuhkannya bahkan rela berlelah demi mendapatkannya. Seperti keluarga, organisasi terkecil di level masyarakat ini sangat bergantung pada uang dalam menjaga keberlangsungan. Tak jarang kita mendengar sepasang suami istri yang harus bercerai karena masalah ekonomi. Ya, ketika pendapatan suami tidak mencukupi, namun kebutuhan belanja keluarga tiada henti. Akhirnya keretakan di level keluarga pun dimulai hingga banyak diantaranya yang harus berakhir di pengadilan agama.
Tapi, kasus diatas adalah kasus yang dialami oleh rumah tangga dengan level ekonomi menengah ke bawah. Bagi kalangan rumah tangga kaya, hal ini jarang terjadi. Biasanya mereka mampu tuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika kalangan ini menginginkan suatu barang yang sama dan barang tersebut sedikit jumlahnya di pasar, maka berlakulah hukum demand-supply. Imbasnya barang tersebut akan mengalami kenaikan harga dan tak menutup kemungkinan akan mengakibatkan kenaikan inflasi yang tinggi. Tentu hal ini akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional dan sangat dihindari oleh semua pihak.
Lalu, bagaimana caranya agar stabilitas sistem keuangan ini dapat terjaga? Caranya, rumah tangga di seluruh Indonesia harus pandai dalam mengelola keuangannya. Suami atau ayah sebagai pemimpin keluarga harus mampu untuk terus meningkatkan pendapatannya jangan sampai kalah dengan kenaikan inflasi di tiap tahunnya. Peran istri atau ibu juga sangat penting dalam hal ini, dia harus mampu mengelola keuangan yang ada agar kebutuhan seluruh keluarga dapat terpenuhi. Apa artinya pendapatan suami terus meningkat tiap tahunnya jika tak diimbangi dengan kemampuan management yang baik dari sang istri.
Hal lain yang dapat mempengaruhi stabilitas sistem keuangan di Indonesia adalah perilaku hedonisme yang banyak dipraktekkan oleh sebagian besar rumah tangga atau keluarga yang ada di Indonesia. Gengsi dan kelas sosial adalah dua hal yang menjadi sumber perilaku hedonisme ini. Jika hal ini dibiarkan, tentu bukan tak mungkin dampaknya akan semakin meluas bahkan bisa mengakibatkan krisis jika tak diimbangi dengan peningkatan kemampuan produksi dalam negeri.Â
Maka mulai saat ini, marilah kita biasakan untuk hidup sederhana. Janganlah kita terlalu bernafsu untuk memenuhi semua keinginan kita. Utamakanlah kebutuhan dibanding keinginan. Dan yang tak kalah penting, jangan lupa untuk berbagi dan membayar pajak karena itupun akan membantu menjaga stabilitas sistem keuangan di negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H