Jakarta Banjir?? Ahhh biasa .....
Beberapa hari ini mayoritas media berita, baik cetak maupun elektronik dipenuhi dengan
berita tentang “Banjir Jakarta”. Yaa, banjir !! Musibah yang sangat akrab dengan warga Jakarta ini
selalu memnjadi kontroversi.
Ada pihak yang sibuk menyalahkan dan pastinya ada juga yang sibuk membela diri.
Para pengamat dadakan mulai mengeluarkan dalil - dalil nya berikut dengan solusi jitu yang
terkesan mudah dan gampang. Masyarakat pun tidak sedikit yang mulai mencaci maki,
menyalahkan dan menghujat.
Tidak mau ketinggalan, pada awalnya Ahok pun sang pemimpin Jakarta meradang dan menyalahkan
PLN yang mematikan aliran listrik sehingga pompa air tidak dapat berkerja maximal.
Selang beberapa jam PLN pun angkat bicara, bahwa PLN telah melakukan pemadaman listrik
sesuai prosedur dan apa yang di katakan Ahok salah besar.
Yaaaah, rakyat cukup menonton saja sembari berpikir sih terus ini salah siapa ??
Tapi disini gw mau ambil sisi lain, rakyat tidak akan semurka sekarang jikalau kemarin kemarin
para pemimpin Jakarta tidak Songong dan Sombong dalam mengumbar janji.
Dengan manis mereka berujar bahwa “Banjir Jakarta” adalah masalah kecil dan dapat
diselesaikan dengan waktu singkat. Rakyat percaya dan terhipnotis.
Hujan turun, kenyataan tidak sesuai harapan tidak sesuai dengan janji.
Kalau kita berkutat dengan argumen diatas tidak akan menyelesaikan masalah.
Banjir membutuhkan kerja dari banyak pihak.
Pemerintah yang konsisten dalam pembanungan sodetan aliran air, perluasan ruang terbuka hijau,
pembersihan gorong gorong, penertiban bangunan liar, dll.
Dan masyarakat pun harus berperan serta dalam tata cara pembuangan sampah
serta kesadaran untuk tidak mendirikan bangunan liar diatas trotoar atau got.
Sudahlah kita pasti cape kalau terus terus saling menyalahkan,
menjadi seorang juri gampang koq kita hanya tinggal mendari kekurangan,
kesalahan kemudian mengkritik. Yang sulit itu menjadi seorang aktor yang akan berkontribusi.
Dan yang paling penting, pelajaran yang paling berharga terutama untuk AHOK selaku Gubernur,
pliiis kurangi lebay dan songong cenderung takabur nya. Optimis harus tapi bukan berarti arogan
seakan semua hal mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H