[caption id="attachment_208903" align="aligncenter" width="308" caption="rollingstone.co.id"][/caption] Band heavy metal asal Brasil, Sepultura, sukses memuaskan 5.000 penonton di panggung Djarum Super Rock Festival 2012. Sepultura mengaku merasa senang bisa tampil kembali di Indonesia setelah 20 tahun lalu pentas di Lebak Bulus, Jakarta, pada 1992. Formasi personil baru tak menghilangkan gaya cadas band tersebut. Total, ada 18 lagu yang dibawakan Sepultura dengan dominasi lawas, salah satunya “Escape”. Lagu itu ada di album Schizophrenia yang rilis 1987. Penampilan total, musik keras, aksi panggung, dan gaya cadas, seolah melepas kerinduan dengan para penggemar di Jakarta. Maklum, 20 tahun lalu, pada 1992, mereka singgah untuk konser di Lebak Bulus, Jakarta, dengan EdanE sebagai band pembuka, lewat formasi inti bersama Cavalera bersaudara. Ini merupakan reuni kedua Sepultura di Indonesia. "Saya cinta Indonesia,” ucap Andreas Kisser, gitaris Sepultura, dengan gaya bahasa Indonesia terbata-bata. Lebih lanjut, Kisser merasa senang, tampil kembali di Jakarta. “After twenty years, sepultura is come back. I'm so happy to be here now," lanjutnya. Kegilaan penggemar band yang satu ini tak dianggap remeh. Dengan pakaian serba hitam dan bersepatu boot, ratusan penggemar bergoyang ala rocker, berteriak, mengangguk-angguk kepala, seolah terbius raungan gitar elektrik Andreas Kisser. Penonton segera membalas sorakan dan tepuk tangan pada Kisser. Alhasil, suara sound system dan raungan gitar serta gebukan drum memekikkan seantereo Lapangan D Senayan, Sabtu malam (10/11). Sejumlah lagu lawas masih diingat penonton, seperti Beneath The Remains, Refuse, Kairos, Relentless, D.E.C, Convicted in Life, Dialog, Attitude, Choke, Mask, Escape, Sepulnation, Subtraction, Orgasimatron, Territory, Inner Self, dan Arise. Band metal legendaris ini tiba ke Indonesia bukan tanpa alasan. Selain populer, dan aksi panggung, serta menjadi kiblat musik thrash metal dan grind core di era 1980an hingga awal 1990an, gaya bermusik mereka menjadi inspirasi beberapa band lokal Indonesia. Bahkan, dari fanpage Sepultura di Facebook, penggemar mayoritas justru dari Indonesia. Ditambah lagi, lewat You Tube, band yang berdiri sejak 1984 ini mampu cetak rekor viewer hingga 100 ribu. Mereka tampil dengan formasi anyar, Derrick Green (vocal), Andreas Kisser (gitar), Paulo Jr. (bass) dan Eloy Casgrande (drum). Walau sejumlah personil telah silih berganti--tersisa Andreas Kisser (gitar) dan Paulo Jr. (bass)--musikalitas mereka tak berubah. Penggemar setia, dari usia angkatan Sepultura maupun anak muda, tumpah ruah di Lapangan D Senayan, walau malam itu sempat diguyur hujan.
Salah satunya adalah penggemar fanatik, Irvan Sembiring, yang datang memakai gamis putih dan peci. Irvan menonton bersama sang istri, lengkap dengan gamis dan cadar.
Bagi pecinta aliran musik trash metal di Indonesia, nama Irvan sudah tak asing lagi. Dia dedengkot musik metal di Indonesia. Mulai 1997, Irvan meninggalkan dunia musik cadas yang dijalani selama puluhan tahun untuk mendalami agama dan fokus di kegiatan dakwah. Irvan adalah pendiri band thrash metal Rotor pada 1991. Sebelum membangun Rotor, ia gitaris Suckerhead. Band ini pionir thrash metal di Indonesia. Sepultura, kala itu menjadi inspirasi bermusik Irvan. Kedua band metal itu banyak disebut sebagai band pertama yang mengenalkan musik thrash metal di Indonesia. Selain Sepultura, Djarum Rock Festival 2012 di Jakarta juga menampilkan band cadas lokal, diantaranya 7 Kurcaci, Pain Killer, Melodrama, Roy Ivan Bersatu (RI 1), Cozy Republic, dan Jimmy Pitstop.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H