Mohon tunggu...
Ceppi Prihadi
Ceppi Prihadi Mohon Tunggu... -

Menulis memang menyenangkan!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Raja Negeriku – Kerinduan Akan Hadirnya Kembali Pemimpin Sejati Bangsa dan Negara Ini

4 Oktober 2012   05:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:17 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali saya mendengar lagu ini diputar di radio, dalam kendaraan saat saya berangkat atau pulang kerja. Lagu yang berirama musik masa kini, dan juga yang suara penyanyinya berciri generasi masa kini itu, hanya saja saya lupa-lupa ingat siapa pemilik suaranya, menimbulkan kesan tersendiri bagi saya. Alunan musik yang sedikit beda untuk ukuran musik zaman sekarang, dengan lirik lagu yang jelas-jelas bukan tentang cinta, serta terutama dengan adanya beberapa cuplikan pidato seseorang yang berapi-api (seperti pidatonya Bung Karno) di tengah-tengah lagu, membuat saya merinding. Lagu ini mengusung kata-kata "bangsa", "negeri", "perubahan", "tanah lahir", dan "masa depan", meskipun saya belum begitu menangkap secara keseluruhan kata demi kata dalam liriknya. Sepertinya ada tema nasionalisme di dalam lagu ini, saya rasakan.   Secara kebetulan saat beberapa hari yang lalu kami sekeluarga jalan-jalan dan makan di sebuah restoran ayam goreng cepat saji, istri saya mendapatkan CD musik yang dipaketkan dengan salah satu menu restoran tersebut. CD musik bertajuk "Seperti Seharusnya" yang ternyata album terbarunya Noah, grup band yang belum lama ini menyelenggarakan konser di 5 negara 2 benua dalam 1 hari. Nah, sewaktu kami mencoba memutar lagu-lagu di dalamnya, saya menemukan bahwa lagu yang saya sebut di atas tadi merupakan salah satu dari album Noah. Lho kok? Saya putar ulang lagu itu dan dan mencoba membuka cover CD-nya untuk mencari barangkali ada teks lagunya. Ada rupanya! Judul lagunya adalah "Raja Negeriku". Oalah…Saya baru ngeh dan ingat jenis suara vokalis yang menyanyi. Si Ariel tho… yang baru keluar dari penjara di Bandung.   Saya pribadi bukan penggemar grup band tertentu, termasuk grup band seperti Noah (atau saat namanya masih Peterpan) ini. Saya juga bukan penyuka vokalisnya, Ariel, yang kata sebagian besar remaja cewek dan ibu-ibu muda ngganteng. Hanya saja ketertarikan saya terhadap lagu yang tadi itu, adalah karena lagunya punya warna tersendiri dan temanya cukup istimewa. Satu saja di antara keseluruhan 10 lagu dalam album tersebut. Syair dalam lagu ini menimbulkan perasaan lain, sedikit banyak mengingatkan bahwa saya lahir dan hidup di Indonesia, sebagai bagian dari rakyat dan bangsa Indonesia.   Lagu ini menyebutkan tentang pemimpin negeri kita, yang telah lama terdiam, sementara semua telah lelah menanti. Pemimpin yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh seluruh rakyat, untuk membawa perubahan berarti yang dimimpi-mimpikan oleh  bangsa dan negeri ini. Apakah tema lagu ini mencerminkan kondisi bangsa dan negara kita saat ini, yang sedang carut-marut dengan berbagai persoalan tidak kunjung selesai, yang sedang mengalami krisis kepemimpinan nasional? Dari penjelasan di dalam cover CD, yang kutipan pidatonya ditampilkan di tengah-tengah lagu tersebut siapa lagi kalau bukan Proklamator kita, Sang Putera Fajar Ir. Sukarno. Makna dari lirik lagu "Raja Negeriku" memang bisa mengarah ke beliau. Meskipun juga secara umum bisa merupakan ekspresi dari mimpi dan harapan kita, yang sedang mendambakan hadirnya kembali seorang pemimpin sejati bagi bangsa dan negara ini. Yang bisa mengantarkan rakyat Indonesia ke dalam suasana negara yang berkeadilan dan berkemakmuran, dengan martabat dan kedudukan negara Indonesia di dunia dipandang oleh bangsa-bangsa dan negara-negara lain. Tidak seperti sekarang ini. Negara yang memiliki segudang persoalan, dengan jurang sangat lebar antara si kaya dan si miskin, dan secara kedudukan serta martabat negara sering dipandang sebelah mata oleh negara-negara lain. Negara yang hampir-hampir menjadi sebuah negara gagal!   Sikap dan karakter Bung Karno sebagai seorang pemimpin, memang menjadi dambaan bagi rakyat kita. Beliau seperti ditakdirkan lahir untuk Indonesia, untuk memerdekakan Indonesia (tentunya tanpa mengecilkan peranan para tokoh nasional yang lain). Punya nasionalisme sangat tinggi, kharismatik, tegas, bijak, dan cerdas. Pemikirannya amat jauh ke depan, dengan kemampuan diplomasi dan orasinya yang tidak bisa disangsikan lagi. Pidatonya selalu didengar rakyat, rakyat selalu berduyun-duyun datang untuk mendengar pidato, menyaksikan pemimpin yang dicintai dan dihormati mereka, dan rakyat dibuat terbakar semangat kebangsaannya. Kemampuan diplomasi Bung Karno yang elegan namun berkarakter, telah membuat para pemimpin dunia segan dan hormat terhadap beliau, bahkan termasuk dari pemimpin-pemimpin negara adikuasa. Sejarah dunia telah mencatat beliau menjadi salah satu tokoh dunia berpengaruh, yang telah membawa negaranya ke posisi sederajat dengan negara-negara maju dan kaya, serta sebagai tokoh yang selalu mengangkat harga diri bangsa dan negaranya dengan segenap jiwa raganya.   Kesemuanya itu dibentuk dan ditempa oleh pengalaman hidupnya, dari zaman pemerintah kolonial Belanda berkuasa, sampai pecahnya perang Asia Timur Raya dan masuknya tentara Dai Nippon ke wilayah Indonesia, hingga masa-masa menjelang proklamasi kemerdekaan. Lewat pembelajaran, pemikiran dan perenungan dari masa kecil hingga dewasa, dari dinginnya lantai penjara, dari kerasnya kehidupan di balik jeruji besi, dan dari sepinya tempat pengasingan, selama bertahun-tahun. Tidak berlebihan jika Bung Karno kita nyatakan sebagai salah satu putera terbaik yang pernah dimiliki bangsa ini. Kita bacakan Al Fatihah buat beliau almarhum...   Bung Karno tengah berpidato (sumber gambar: klik ini) Terlepas dari sikap politik di akhir masa kepemimpinannya yang menimbulkan kontroversi mendalam, jasa beliau dalam mengantarkan rakyat ke alam kemerdekaan dan dan dalam membangun karakter bangsa sungguh sangat besar. Peranan beliau bagi Indonesia bisa disetarakan dengan peranan George Washington sekaligus John F. Kennedy bagi bangsa Amerika Serikat, Charles de Gaulle bagi bangsa Perancis, Winston Churchill bagi bangsa Inggris, Mahatma Gandhi bagi India, Mao Zedong bagi bangsa Cina, dan Vladimir Lenin bagi bangsa Rusia. Kembali ke grup band Noah, yang telah menelurkan lagu bertema pemimpin bangsa ini. Lepas dari ketidaksukaan sebagian masyarakat terhadap sang vokalis, Azriel Ilham atau Ariel yang pernah tersangkut kasus penyebaran video porno dirinya, kita harus menghargai grup musik ini, yang telah menghasilkan karya seni berupa lagu yang membangkitkan rasa nasionalisme kita. Memang bukan grup musik yang pertama, kita tahu grup beberapa waktu band Coklat merilis single berjudul "Bendera" yang juga bertemakan nasionalisme, kita juga tentu masih ingat lagu "Kebyar-kebyar" ciptaan Gombloh almarhum yang bisa menjadi penyemangat generasi muda dalam acara-acara nasional, namun suasana negara kita yang sekarang 'serba tidak menentu' (pemimpin yang lemah, korupsi yang makin menggila dan potensi disintegrasi bangsa yang kian mengancam), lagu yang di dalam album ini menjadi pengingat dahaga kita terhadap munculnya pemimpin sejati bangsa kita. Membangkitkan kerinduan akan pemimpin bangsa yang kuat, berkarakter, dan mampu menjawab persoalan-persoalan bangsa ini. Pemimpin yang bisa membuat perubahan, seperti yang disinggung dalam "Raja Negeriku".   Akankah ramalan Jayabaya tentang akan munculnya Ratu Adil terwujud suatu saat kelak? Entahlah...   Yang bisa kita saksikan, saat ini warga kota Jakarta sedang menikmati euforia kegembiraan mendapatkan pemimpin yang diharapkan akan bisa memperbaiki dan memajukan Jakarta dengan kehadiran seorang Jokowi. Pemimpin yang dinilai punya karakter yang didamba: bersih, jujur, tegas dan melayani (Mudah-mudahan beliau bisa membuktikannya, dan berhasil membangun karakter masyarakat Jakarta serta kotanya)   Itu di level sebuah provinsi, DKI Jakarta. Bagaimana di level Indonesia?   Apakah kita bisa berharap terhadap seseorang? Apakah itu Aburizal Bakrie? Apakah itu Prabowo Subianto? Ataukah Hidayat Nur Wahid? Ataukah yang lain?   Ada yang punya harapan, ada yang tidak. Yang pasti...waktu yang akan menjawabnya.       Sementara ini, kita simak terlebih dahulu lagu Noah ini, yang konon dalam pembuatannya dibantu oleh sekitar 200 orang penghuni rutan Kebonwaru di Bandung...   RAJA NEGERIKU Song & Lyric : Ariel & Uki Dan terdengar, deru suara Sapa jiwaku, sapa seluruh bangsaku Aaa.. Perih tangismu, perih jiwamu Tersisihkan oleh kawanan hitam Oh semua telah lelah menanti [Pidato Ir. Soekarno] Bersuara, untuk mereka Raja negriku, kau tlah lama terdiam Perubahan Jerit hatiku, cermin jiwamu Berikan terang untuk masa depan [Pidato Ir. Soekarno] Berpegangan, semua saudara tegar berdiri, dalam mimpi yang satu Perubahan Untuk tanahmu, tanah lahirmu Untuk negeri dan mimpi bangsamu Salam, http://www.ceppi-prihadi.com - Bukan penggemar grup band... - Bukan pengagum Bung Karno, namun sangat menghormati beliau... - Pendamba hadirnya kembali pemimpin sejati bagi bangsa dan negara ini...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun