Waktu semakin berputar tanpa rem,sudah ku renungkan dalam angan ini,adakalanya aku sedikit memaksa untuk mengerti..,malam-malamku berjalan tanpa menjauh dari keinginan yang sudah terlanjur beku,nyanyian langit gelap jakarta sudah menjadi bagian dalam jiwa dan ragaku,cahaya matahari seolah enggan dan menghilang menjauhi selaput-selaput kecil bingkai kehidupan malam di jakarta,tiada setitik sinarnya bersedia menembus celah-celah atapnya..,langit gelap jakarta itu yang tertulis tebal dalam halusinasiku..,jauh terlalu jauh ku tuangkan air liur untuk sebuah harapan..,dimana tiap jemariku beradu argumen,terpotret jelas makna sebuah solusi yang sulit dan di cari pintu keluarnya..Namun ketika senyuman mereka disana terlintas dalam fikirku,akhirnya kembali ku bangun dan berlari,meski kedua kakiku tertapak diantara duri-duri tajam dan bara-bara api,jangan sampai senyuman itu berubah menjadi tangis dan menyakiti...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H