PPM Baitussalam dan strateginya menghadapi dampak "brain rot" dalam era digital  Â
kemampuan berpikir kritis dan memproses informasi karena terlalu banyak terpapar konten digital yang tidak bermanfaat. PPM Baitussalam, sebagai lembaga pendidikan Islam, hadir dengan solusi untuk membentengi santrinya dari dampak negatif ini.
"Brain rot" adalah istilah slang yang awalnya digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan mental dan penurunan kemampuan kognitif karena terlalu banyak menggunakan teknologi digital. Istilah ini kini diakui sebagai cerminan zaman digital dan dinobatkan sebagai Oxford Word of the Year 2024. Â
"Brain rot" memiliki beberapa arti tergantung konteksnya:
Arti Umum
1. Kehilangan kemampuan berpikir jernih dan kritis.
2. Penurunan kemampuan kognitif karena kebiasaan buruk (misalnya, terlalu banyak bermain game atau menonton TV).
3. Kondisi mental lelah dan lesu.
Arti Medis
1. Penyakit neurodegeneratif (misalnya, Alzheimer, Parkinson).
2. Kerusakan otak karena cedera atau penyakit.
3. Gangguan kognitif dan memori.
Arti Budaya/Internet
1. Istilah slang untuk menggambarkan kelelahan mental atau kehilangan minat.
2. Kondisi di mana seseorang merasa kehilangan kemampuan berpikir logis.
3. Fenomena "otak kosong" karena terlalu banyak konsumsi konten tidak mendidik.
Arti Lain
1. Kondisi psikologis yang mempengaruhi kemampuan belajar dan berpikir.
2. Simbolik dari kehilangan inspirasi atau kreativitas.
Dampak "brain rot" sangat luas dan beragam, antara lain:
1. Penurunan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
2. Ketergantungan pada teknologi digital.
3. Penurunan kemampuan memproses informasi.
4. Kehilangan kemampuan berkomunikasi efektif.
5. Peningkatan risiko gangguan mental seperti stres, ansietas, dan depresi.
PPM Baitussalam menyadari pentingnya membentengi santrinya dari dampak negatif "brain rot". Berikut beberapa strategi yang diterapkan:
Spiritual: PPM Baitussalam menekankan pentingnya pendidikan spiritual untuk membentuk karakter dan moral santri.2. Kegiatan Outdoor: Kegiatan outdoor seperti olahraga, hiking, dan kemah dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi digital.
3. Pembelajaran Aktif: Metode pembelajaran aktif seperti diskusi, debat, dan proyek diterapkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
4. Pengawasan Penggunaan Teknologi: PPM Baitussalam menerapkan kebijakan pengawasan penggunaan teknologi digital untuk mencegah ketergantungan.
5. Pelayanan Konseling: PPM Baitussalam menyediakan layanan konseling untuk membantu santri mengatasi gangguan mental.
1. Tadarus Al-Qur'an: Kegiatan tadarus Al-Qur'an dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kemampuan membaca dan memahami Al-Qur'an.
2. Dzikir dan Doa: Kegiatan dzikir dan doa dilakukan secara rutin untuk meningkatkan kesadaran spiritual.
3. Pembelajaran Hadits: Pembelajaran hadits dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam.
4. Kegiatan Sosial: Kegiatan sosial seperti bakti sosial dan donor darah dilakukan untuk meningkatkan kesadaran sosial.