Mohon tunggu...
Central Futures
Central Futures Mohon Tunggu... -

Menjadi yang terdepan dalam industri perdagangan berjangka. Melalui pelayanan berkualitas dan program kerja yang inovatif.

Selanjutnya

Tutup

Money

Hai Indonesia, Kapan Kau Sembuh?

29 Juni 2015   10:03 Diperbarui: 29 Juni 2015   10:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sadarkah Anda bahwa perekonomian Indonesia saat ini sudah mennunjukkan tanda-tanda memasuki masa krisis? ambil contoh saja pergerakan dolar terhadap rupiah beberapa bulan terakhir, melemahnya rupiah termasuk cukup tajam. Nilai tukar Rupiah terhadap USD  saat ini telah menembus angka 13.000.

Tanda-tanda Indonesia akan memasuki masa krisis ini juga ditandai dengan penururnan penjualan property khususnya rumah dan tempat tinggal. Pertumbuhan penjualan rumah di tahun 2014 yang memanfaatkan fasilitas KPR berkurang dari 50.7% menjadi 46.8%.

Sementara penjualan kendaraan bermotor di beberapa distributor di Indonesia juga mengalami penurunan yang cukup terasa. Bahkan menurut PT Astra Daihatsu Motor, angka penjualan di bulan Januari 2015 lalu menunjukkan performa penjualan terendah di dalam lima tahun terakhir. Bahkan di bulan ini, Chevrolet akan menghentikan produksi mobil di pabrik Pondok Ungu, Bekasi. Seluruh saham di pabrik tersebut dimiliki oleh General Motor Indonesia.

Menurut Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), penjualan mobil di tahun 2015 hingga Mei ini mengalami penurunan sebesar 13.7% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat.

Tingginya tingkat inflasi di Indonesia saat ini juga menunjukkan bukti nilai rupiah menjadi semakin tidak berharga. Tingkat inflasi Indonesia di bulan April 2015 mencapai 6.79% sementara Mei 2015 mencapai 7.15%.  Terlebih lagi menjelang hari raya Idul Fitri, Bank Indonesia telah menyediakan stok uang tunai yang mencapai 119 triliun hingga 125 triliun rupiah. Uang tunai ini gabungan dari hasil cetak uang baru dari PERUM PERURI dan setoran bank yang masih layak edar. Kebijakan ini akan memicu semakin tingginya tingkat inflasi di Indonesia.

Sebelum Lanjut, Intip Berita Ekonomi Mendalam Lainnya Di sini

Lalu disaat tingkat inflasi semakin tinggi, lesunya penjualan properti dan kendaraan ditambah menguatnya dolar secara terus menerus, apakah nilai Rupiah yang Anda simpan akan aman? Menyimpan rupiah di dalam tabungan ataupun deposito bank tidak akan menambah nilai simpanan Anda.

Dengan kondisi perekonomian yang terjadi saat ini Jangan simpan uang dalam bentuk rupiah, tapi simpanlah dalam bentuk dolar karena saat ini kondisi dolar AS sedang menguat. Ditambah lagi dengan isu kenaikan tingkat suku bunga yang diperkirakan akan dirilis di bulan September. Namun dibandingkan dengan menyimpan dolar dalam bentuk fisik, dana tersebut lebih baik disimpan dalam bentuk trading, dengan mengambil posisi BUY pada USD/JPY. Kondisi Yen Jepang saat ini kurang lebih serupa dengan Indonesia, sehingga BUY USD/JPY sama seperti dengan memegang dolar AS terhadap rupiah.

Kurang menegerti bagaimana bsia USD/JPY sama saja dengan memegang dolar AS terhadap rupiah tanya kesini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun