Tingkat inflasi merupakan suatu permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh setiap negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Inflasi merupakan suatu kondisi dimana harga barang-barang dan jasa naik. Seperti yang kita ketahui bersama beberapa negara maju seperti Inggris, Amerika, China, Jepang sempat memiliki permasalahan dalam menanggapi permasalahan tingkat inflasi ini. Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya inflasi seperti tingkat CPI, suku bunga yang rendah dan lain-lain. Untuk lebih mudahnya dapat dilihat pada bagan berikut :
Â
Pada bagan tersebut dinyatakan bahwa peredaran uang yang meningkat di masyarakat merupakan salah satu faktor penyebab inflasi dan hal ini mendorong meningkatnya harga-harga barang dan jasa pada suatu negara. Menurut teori kuantitas uang yang dicetuskan oleh Irving Fisher menyatakan bahwa ketika jumlah uang beredar meningkat maka harga barang dan jasa juga akan meningkat.
SEBELUM LANJUT BACA, MAMPIR KE SUMBERNYA DI SINI
Menurut berita ekonomi yang dirilis pada 19 Mei lalu tingkat inflasi di Inggris mengalami penurunan dari 0.0% menjadi -0.1%, sehingga hal ini sempat mempengaruhi nilai mata uang GBP pada perdagangan hari itu. Hal ini juga terjadi di Amerika, dimana tingkat inflasi mereka menurun dari 0.2% menjadi 0.1%. Ketika harga barang meningkat dan jumlah uang beredar sangat banyak maka bank sentral akan mengeluarkan kebijakan moneter baru untuk meredam kenaikan tersebut, salah satunya dengan menaikkan tingkat suku bunganya. Ketika bank sentral menaikkan tingkat suku bunganya maka ada kecenderungan bahwa masyarakat akan menabungkan uangnya, sehingga uang yang beredar akan menurun.
Dalam hal ini, rekan-rekan trader sebaiknya sangat memperhatikan data-data tingkat suku bunga yang akan dirilis. Salah satu data tingkat suku bunga yang sangat dinanti rilisnya adalah tingkat suku bunga yang akan dirilis oleh Federal Reserve Amerika. Federal Reserve selaku bank sentral Amerika dalam beberapa kesempatan menyatakan akan menaikkan tingkat suku bunganya. Hal ini disampaikan melalui Kepala Fed, Janet Yellen, yang sempat memberikan stimulus bahwa akan menaikkan tingkat suku bunganya pada akhir tahun lalu. Akan tetapi, niat tersebut urung dilaksanakan dikarenakan kondisi tidak memungkinkan. Hingga berita terkini, Janet Yellen menyatakan bahwa akan menaikkan tingkat suku bunga AS dalam waktu dekat. Jika hal ini dilakukan maka ada kemungkinan nilai USD akan bergejolak naik atau bahkan menguat diluar perkiraan karena data ekonomi ini merupakan data yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pelaku pasar. Jika data ini dirilis maka saya perkirakan seperti perdagangan mata uang USD/JPY akan naik diatas level 125.00, sedangkan untuk EUR/USD dan GBP/USD akan berada di bawah 1.0500 dan 1.4500.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H