Mohon tunggu...
Tabloid Cendekia
Tabloid Cendekia Mohon Tunggu... lainnya -

Tabloid Cendekia adalah tabloid garapan ICMI Sumatera Selatan terbit bulanan. Info berlangganan hubungi: Sekretariat ICMI Sumatera Selatan atau kunjungi blog kami di www.cendekiasumsel.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mari Memihak Allah Jangan Memihak Maksiat

30 Mei 2012   09:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:36 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Allah menuliskan kembali kisah itu dalam surat Yasin di antaranya sebagai berikut: Ayat 60. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”; Ayat 61. dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus; 62. Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar diantaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan ?

Tidak begitu dengan keturunan Adam dahulu, kini dan mendatang yang bertebaran di muka bumi dengan jumlah lebih dari 7 miliar. Sebagian besar keturunan Adam berhasil disesatkan iblis dan syetan lalu melakukan penyesatan dan kerusakan di muka bumi atas nama kebebasan, demokrasi dan HAM. Mereka mendakwahkan perilaku, lagu dan pemahaman yang menjauhkan manusia dari mentaati Allah dan Rosul-Nya sebaliknya mendekatkan manusia pada kemaksiatan dan kecabulan. Pada akhirnya iblis dan syetan menjerumuskan manusia ke dalam lembah kesyirikan sebagai dosa yang tidak diampunkan Allah Maha Pengampun.

Umar Said menjelaskan bagaimana iblis dan syetan menyesatkan manusia. Dia mengutip surat Al Hijr ayat 39-40 sebagai berikut: 39. Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang indah (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya; 40. kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.”

Iblis dan syetan, ungkap Umar Said, menutupi mata manusia dengan keindahan ketika dihadapkan pada kemaksiatan. “Kemaksiatan yang terkandung dalam konser Lady Gaga ditutupi syetan sebagai keindahan seni. Jadi tidak selayaknya manusia menolak keindahan seni dari manapun datangnya,” jelasnya.

Berdasarkan petunjuk Alquran, umat Islam tetap memandang konser Lady Gaga dan bedah buku Isryad Manji sebagai kemaksiatan dan bukan keindahan seni atau kebebasan berekspresi atau demokrasi. Bahkan konser Lady Gaga tetaplah sebuah kemaksiatan meskipun ditutupi sebagai kebebasan berekspresi dan demokrasi. Kemaksiatan tetaplah kemaksiatan meskipun dibungkus keindahan seni, kebebasan dan demokrasi serta bungkus-bungkus lainnya yang begitu indah.

Itu sebabnya Alquran mengarahkan umat Islam untuk tidak bersikap netral layaknya sikap Pengamat Umat Islam apalagi besikap pro terhadap konser Lady Gaga dan Irsyad Manji. Bersikap netral sama saja dengan membiarkan kemaksiatan semakin menyebar ke mana-mana dan akhirnya mengorbankan umat Islam itu sendiri. Sedang bersikap pro jauh lebih berbahaya lagi karena turut serta menyebarkan kemaksiatan agar semakin banyak manusia yang bermakiat kepada Allah. Mereka masuk barisan iblis dan syetan yang diancam Allah dengan neraka jahanam.

Alquran mengarahkan dan menuntut umat Islam bersikap kontra dan menolak habis konser Lady Gaga dan bedah buku Isryad Manji. Karenanya sikap yang benar menghadapi pro kontra adalah bersatu dengan pihak kontra. Dibuktikan dengan hati yang tidak suka kemaksiatan dan doa penolakan, juga suara penolakan dan kalau memiliki kekuatan gunakan untuk melakukan pembubaran terhadap konser Lady Gaga dan bedah buku Irsyad Manji. Kalau ini yang diperbuat umat Islam niscaya Allah menurunkan rahmat-Nya sehingga negeri ini dan umat Islam dibebaskan dari bencana apapun. Cahaya Islam semakin bersinar cemerlang dan manusia mendapatkan manfaat sebesar-besarnya berupa kebebasan dari neraka jahanam.*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun