Mohon tunggu...
Cena Pangaribuan
Cena Pangaribuan Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

seorang wanita yg baru belajar,belajar menjadi istri,belajar menulis,belajar untuk berguna buat orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adaptasi dengan Budaya Barat

15 Maret 2014   03:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:55 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti pepatah yang mengatakan “ dimana bumi di pijak, disitu langit dijunjung” yang berarti dalam kehidupan sehari-hari kita harus menghormati dan mematuhi adat istiadat setempat, ini sangat tepat dengan keadaan saya sekarang. Sebagai pendatang di Negara orang, saya harus mengikuti tata cara mereka dalam kehidupan sehari hari, dalam artian yang bersifat positif, maksud saya disini untuk kelangsungan hidup dan sosialisi dengan lingkungan, bukan berarti juga apabila lingkungan saya terbiasa dengan alcohol lantas saya harus mengikuti agar di terima dalam lingkungan social .

Selama hampir 1 Tahun di Denmark, saya banyak mengamati kebiasaan masyarakat sini, yang jauh berbeda dengan masyarakat di Indonesia. Contoh kecil, jika mau berkunjung ke rumah kerabat baik itu teman atau saudara, bahkan orang tua sekalipun, kita harus membuat janji terlebih dahulu, minimal telepon sebelum datang, tidak bisa tiba-tiba langsung datang atau nongol depan pintu rumah, kalau di Indonesia, setiap saya mau datang mengunjungi orang tua saya, saya bisa datang kapanpun tanpa harus buat janji, saya bisa makan dan minum sesuka saya, membuka kulkas, atau seenak nya tidur di rumah orang tua saya, kalau disini seumpama kita datang di saat mereka sedang menyantap makan malam, belum tentu kita diajak atau ditawari makan bersama,tidak semua orang begitu, tetapi kebanyakan akan menyuruh kita menunggu sampai mereka selesai makan.

Contoh lain, ketika saya berkenalan dengan teman baru, baik dikenalkan atau bertemu dalam suatu acara misal nya, jangan harap mereka akan mudah akrab begitu saja, mereka seperti membatasi diri dan berhati-hati dengan orang yang baru apalagi untuk bertukar nomor telepon atau kontak, butuh waktu untuk mereka membuka diri dan mengundang kita ke rumah atau tempat tinggal mereka, kalau dulu di Indonesia teman baru saya sering menawarkan “ kapan mampir ke rumah? Atau kalau deket-deket rumah saya mampir ya”  walaupun mungkin hanya basa-basi, tidak pernah saya dengar kalimat mengundang seperti itu. Begitu pula dalam dunia kerja, tidak mudah mereka mengundang rekan kerja untuk saling mengunjungi satu sama lain, kecuali sudah kenal akrab, mereka membatasi hubungan perkerjaan secara professional.

Awal nya saya pikir mungkin sombong, tetapi lama kelamaan saya menyadari, ini budaya mereka dalam kehidupan sehari-hari, saya yang harus beradaptasi, bukan mereka yang harus memahami saya, tetapi jika sudah kenal akrab, mereka pun mau terbuka dan memahami beberapa kebiasaan atau adat ketimuran kita, misal nya saat ada undangan makan malam, mereka akan memahami kalau kita tidak makan/minum suatu hidangan tertentu dan mengerti keputusan kita. Atau bahkan ada yang berbaik hati, menawarkan untuk menyediakan nasi di samping kentang, sebelum kita datang atau saat mereka mempersiapkan hidangan. Tidak sedikit pula orang asing yang kita temui ketika berpapasan di jalan yang mau bertegur sapa.

Orang-orang yang sudah tua, atau lanjut usia, sangat diperhatikan pemerintah disini, mereka bisa mendapatkan bantuan, berupa suster atau perawat yang datang ke tempat tinggal mereka untuk sekedar memberikan obat yang harus mereka minum apabila mereka sakit, jika tinggal sendiri, akan ada yang datang untuk membersihkan tempat tinggal mereka, intinya dirawat pemerintah, kalau Indonesia sudah sewajar nya anak merawat orang tua mereka apabila sudah lanjut usia, tetapi disini, anak-anak sudah punya kehidupan dan rumah tangga masing-masing, sehingga terkesan lupa akan orang tua, maka pemerintah memberikan bantuan secara gratis bagi orang lanjut usia yang membutuhkan, mereka bisa telepon 24 jam apabila membutuhkan bantuan sang perawat. Bagi yang memerlukan perawatan khusus, atau memerlukan perhatian lebih mereka tinggal di panti jompo, ini hal yang biasa disini, walaupun masih ada sanak keluarga  mereka.

Budaya antri pun sangat disiplin disini, baik dalam antri untuk naik dan turun bus atau kereta atau kendaraan umum lain, atau antri untuk menggunakan kamar kecil. Semua teratur. Membuang sampah pun ada aturan nya, sampah plastic, sampah limbah rumah tangga, sampah kertas, dan botol-botol ada tempat nya masing-masing, jika ingin buang sampah dalam bentuk besar seperti perabot rumah tangga, TV, Sofa dan sebagai nya, harus ke pusat pembuangan sampah khusus. Dalam urusan jalan kaki, saya harus berjalan di trotoar yang sudah disediakan, apabila akan menyebrang pun harus di tempat penyebrangan atau menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki.

Beberapa hal yang saya sebutkan tadi hanya sebagian contoh berdasarkan pengalaman saya, saya tinggal dikota kecil, tidak banyak pendatang disini, mungkin jika tinggal di Ibukota atau kota besar yang lebih banyak pendatang, agak sedikit berbeda, sejauh ini, masyarakat di kota saya tinggal cukup kooperatif dan mau membantu apabila saya kesulitan atau bertanya, bisa dikatakan cukup ramah dan terbuka terhadap pendatang dan minoritas seperti saya ini.

Selain bahasa setempat, saya masih harus banyak belajar tentang kehidupan masyarakat sekitar saya, karena walau bagaimana pun juga, saya ingin bersosialisasi tanpa menyinggung atau di anggap tidak sopan nanti nya, tidak mudah, mengingat betapa jauh berbeda dengan budaya di tanah air, tetapi jika banyak orang Indonesia yang sudah hidup dan beradaptasi sampai puluhan tahun disini, saya juga akan berusaha, dengan tidak melepas dan melupakan adat-istiadat dan kebudayaan dari tanah air yang sudah diperkenalkan orang tua, masyarakat dan lingkungan terdahulu, setidak nya itu salah satu pesan orang tua saya, agar tidak melupakan budaya dan adat-istiadat dari mana saya berasal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun