Mohon tunggu...
bokik uye
bokik uye Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

masih kuliah

Selanjutnya

Tutup

Balap

warung pinggir jalan

3 November 2012   11:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:02 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Balap. Sumber ilustrasi: PEXELS/Pedro Sandrini

Warung pinggir jalan atau bisa disebut juga warteg memang sangat identik ditelinga kita. warung yang letaknya di pinggir jalan ini memang bnyak kita temui di sepanjang jalan, khususnya jalan yang ramai. kata bapak saya warteg ini bisa disebut juga sebagai warung sejuta umat karena apapun statusnya orang yang mkan di warung tersebut dari semua kalangan, mulai dari pejabat, pengusaha, pegawai, kuli bangunan, buruh, sampai tukang becak. Kenapa demikian? karena untuk makan di warteg tidak membutuhkan biaya yang mahal dan makanannya juga enak, walaupun menunya juga itu-itu saja (biasanya sayur lodeh) dan minumannya juga itu-itu saja (biasanya es teh).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun