Â
Sesuatu yang di dalamnya kita tersembunyi membuat kita lemah sampai kita menemukan bahwa itu adalah diri kita sendiri.
 – Robert Frost
Citra diri (self image) itu penting. Itu adalah tentang bagaimana kita menggambarkan diri kita sendiri. Ia tertanam bertahun-tahun di alam bawah sadar kita dan bertahan seumur hidup disana. Saking lamanya, kita sampai lupa bahwa citra diri kita adalah sesuatu yang kita ciptakan. Artinya, ia bisa diubah atau diganti kapanpun kita mau.
Pertanyaannya, bagaimana sih citra diri itu dibentuk?
Waktu kita masih kecil dulu, kita menerima semua gagasan tentang diri kita yang diberikan oleh orang lain. Misalnya, kalau orang tua kita mencintai dan mendukung kita, kita akan tumbuh menjadi orang yang menerima dan senang pada diri kita. Sebaliknya, orang tua yang sering menganiaya, menyiksa, dan menertawakan si anak, maka ia pun akan tumbuh dewasa dengan citra diri yang buruk. Bahwa ia orang yang tidak disukai siapa pun. Bahkan ia pun tidak menyukai dirinya sendiri. Pun begitu dengan lingkungan kita. Lingkungan adalah sumber tak terbatas yang turut andil membentuk citra diri kita. Berada di lingkungan yang buruk, yang selalu meremehkan kita, bisa menjadikan citra diri negatif dalam diri kita. Itu jelas menjadi salah satu alasan kenapa kita harus memilih dan memilah teman. Bertemanlah hanya dengan teman-teman yang baik dan menghargai kita.
Untuk membangun citra diri yang kuat, bisa kita analogikan seperti merawat rumah atau kendaraan. Yup, rumah yang tidak dirawat akan menjadi bobrok. Kendaraan yang tidak diurus akan menjadi rongsokan. Begitu juga dengan citra diri. Ia perlu untuk dirawat kalau mau tetap kuat dan cemerlang. Begitu ia lupa untuk dirawat, Boom! Ia akan rusak.
Kekecewaan, kegagalan, dan masalah yang kita hadapi, bisa menjadi hal-hal yang merusak citra diri kita. Padahal, kesemuanya itu hanya bersifat sementara. Hanya masalah waktu sampai hal-hal tersebut terlupakan. Jadi, jangan biarkan kekecewaan dan kegagalan tersebut tertanam secara permanen dan menjadi bagian citra diri kita nantinya. Citra diri sebagai orang yang selalu gagal dan tidak bisa apa-apa, misalnya.
Untungnya, citra diri yang melemah, bisa kita kuatkan kembali dengan memasukkan pikiran-pikiran yang positif. Bahkan, kadang-kadang, bisa juga dengan berbohong pada diri kita sendiri, berpura-pura, mengenai hal positif yang ingin kita capai walaupun pada kenyataannya belum terjadi. Misal, kita sekarang adalah orang yang penakut. Tapi kita sok berani saja, dengan menanamkan pikiran-pikiran bahwa kita berani. Bahwa tidak ada yang kita takuti. Bahwa kita bisa menaklukan apapaun, bahkan dunia. Maka kita akan menjadi seorang pemberani.
Pikiran bawah sadar akan menyerap apapun yang kita masukkan ke dalamnya terlepas apakah itu benar atau tidak. Semua dianggap sama saja sebagai suatu kebenaran. Membohongi diri sendiri tentang kebaikan diatas, bisa memperbaiki citra diri kita yang lemah dan menguatkannya kembali dengan mengambil pikiran-pikiran positif tersebut sebagai bagian darinya.
Ada beberapa konsep yang bisa digunakan untuk menguatkan citra diri kita. Berikut adalah tiga diantaranya.