Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kang Galuh dan Pekerjaan Pertamanya

30 November 2017   17:09 Diperbarui: 30 November 2017   17:19 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dimarahin boss (sumber: pixabay.com)

"OK bos. Siap.", dia bilang. Dan akhirnya telat lah itu jadual produksi, hahaha.. Gara-gara persekongkolan saya dengan si operator produksi.

Tapi ngga semua jelek juga sih yang saya dapat waktu itu. Yang saya ingat sampai sekarang, bos saya bilang, "Elu kalau mau jadi manager, file management lu harus bagus. Jadi lu bisa cepat nemu data kalau ada yang nanya.", gitu katanya.

Dan itu saya pegang sampai sekarang. Emang benar sih, biarpun saya agak berat mengakuinya, hahaha..

Singkat cerita, dari rencana satu tahun saya mau stay disitu, saya sampai ke titik penghabisan kesabaran saya. OK, that's it! Saya bilang. Ngga mau lebih lama lagi. Buang-buang waktu. Ngga ada untungnya. Akhirnya saya mulai melamar-lamar lagi. Dan diterima. Dua bulan setelah saya mulai bekerja disana. Nah, cerita resign-nya sendiri saya ingat sekali. Waktu itu hari Sabtu. Jam kerja sudah dimulai jam 8 pagi. Saya datang jam 9.30 langsung ke HRD-nya. Saya bawa surat resign, datang ke mejanya, saya bilang, "Pak, saya resign." Cuma itu. Ngga ada kata-kata lain.

"Loh, kenapa?", tanyanya.

"Dia ngga tahan sama saya pak.", kata bos saya. Wah, ternyata dia ada disitu.

Saya hanya senyum. Ngga ngomong apa-apa. Habis ngasih surat, saya langsung pergi ke bagian produksi. Salaman. Semua mengucapkan selamat karena saya cepat sadar, hahaha..

Dan saya pun pergi meninggalkan pabrik kecil itu. Ngga pakai tengok-tengok ala sinetron dan film-film remaja. Meninggalkan semua pengalaman dan cerita tentang pertama kalinya saya bekerja.

Yang bisa saya ambil, semua orang pasti punya yang namanya pengalaman pertama. Anak-anak yang baru lulus, tidak semua siap terjun langsung ke lapangan. Mereka perlu bimbingan dari kita yang sudah lebih berpengalaman. Tidak perlu pakai kata-kata kasar untuk membuat mereka mengerti. Dapatkan respek dari mereka. Itu lebih baik. Jadilah pemimpin yang mengerti apa kebutuhan orang-orang yang dipimpinnya. Mereka akan mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran mereka untuk kita. Tanpa harus diminta.

 (Kang Galuh, sambil mengingat-ingat lagi masa lalu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun