Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mendengar Suara Rakyat itu Sesederhana Membuka Jendela Mobil (Sebuah Analogi)

28 Oktober 2017   15:15 Diperbarui: 29 Oktober 2017   09:01 2821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Ide tulisan ini muncul begitu saja waktu saya lagi dalam perjalanan pulang dari kantor. Waktu itu malam hari. Cuaca cukup cerah alias tidak hujan. Cuma kondisi mobil sedang tidak fit 100%. AC mobil tidak dingin! Rusak entah kenapa. Harus dibawa ke bengkel.

Tidak tahan dengan gerah dan pengapnya udara dalam mobil, ditambah lagi dengan kondisi saat itu lagi macet-macetnya karena berbarengan dengan bubaran pabrik dan yang mau berangkat shift 2, akhirnya kaca jendela saya buka lebar-lebar.

Dan keajaiban mulai terjadi... (apanya yang keajaiban?)

Begitu kaca jendela dibuka, saya mulai bisa mendengar suara-suara di sekitar saya. Biasanya kan hening tuh di dalam mobil waktu kaca jendela ditutup. Nyaman pakai AC. Ditemani lagu-lagu merdu dengan setelan volume cukup besar. Nah, kali ini beda 180 derajat. Jendela mobil terbuka lebar, tidak ada lagu-laguan, hanya ada suara bising kendaraan di sekitar. Tapi, ternyata hal-hal menarik mulai terjadi. Atau setidaknya menarik buat saya.

Waktu jendela itu terbuka lebar, saya mulai bisa mendengar obrolan-obrolan pengendara motor di sebelah saya dengan orang yang diboncengnya. Atau suara-suara orang ngobrol di toko dan warung-warung sepanjang jalan ini. Macam-macam obrolan mereka. Saya bisa dengar karena kebetulan mereka berada dekat di sebelah mobil saya berhenti dalam macet. Ada yang ngobrol tentang keluarganya, tentang pekerjaannya, tentang rencana-rencananya, tentang bagaimana mereka mengeluh tentang kondisi saat itu. Macam-macam. Ada juga yang ketawa-tawa. Kelihatan sekali sedang senang. Mungkin habis menang lotere atau semacamnya. Atau entah apa kebahagiaan yang sedang menghampiri mereka saat itu.

Yang pasti, saya bisa tahu apa yang sedang terjadi di sekitar saya. Hanya karena jendela mobil saya yang terbuka. Saya jadi berpikir, kalau seandainya orang-orang yang berwenang di atas sana, atau orang-orang sukses di luar sana yang punya keluasan rezeki mau sebentar saja membuka jendela mobil mereka, mungkin mereka akan menyadari bahwa begitu banyak orang-orang yang membutuhkan bantuan mereka. Mereka ada di sekitar kita. Hanya dengan sedikit membuka kaca jendela mobil mereka yang gelap, keluar sebentar dari segala kenyamanan hidup di dalam kabin mobil mereka yang hening.

Yup, semua sesederhana membuka kaca jendela mobil. Kita tidak hidup sendirian. Kita hidup bermasyarakat. Kita mahluk sosial. Dan sebagai anggota masyarakat, kita harus tahu kondisi masyarakat kita. Apa yang menjadi masalah mereka. Apa yang menjadi kebahagiaan mereka. Apa yang menjadi kesulitan mereka. Untuk kita yang diberi keluasan lebih, kita bisa membantu mereka yang membutuhkan. Atau sekedar belajar kebahagiaan sederhana yang mereka rasakan yang mungkin sudah lama tidak rasakan. Kebahagiaan sederhana seperti bisa kumpul bersama teman, udara pagi yang sejuk, atau sekedar mensyukuri nikmat sehat yang kita rasakan sampai saat ini.

Hanya dengan membuka kaca mobil. Hal yang sederhana. Tapi ternyata bisa bermakna lebih. Tergantung bagaimana kita memandangnya bukan?

(Kang Galuh, sambil kepanasan di mobil)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun