Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menciptakan Realita Baru Diri Anda

5 Maret 2017   08:54 Diperbarui: 5 Maret 2017   18:00 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Realita (sumber: pixabay.com)

Manusia memiliki masa depannya di dalam dirinya, yang secara dinamis hidup pada saat ini.

– Abraham Maslow

Kali ini saya akan menulis tentang realita hidup. Ya, realita hidup yang masing-masing kita sedang alami saat ini. Kita semua tentu tahu bahwa apa yang sedang terjadi saat ini tidak ada yang namanya kebetulan. Apa yang kita alami saat ini sebenarnya diciptakan dari kesadaran kita di masa lalu. Apa yang dulu kita pikirkan, lakukan di masa lalu, semua punya andil untuk membentuk dan menentukan apa yang terjadi pada kita saat ini. Realita. Itu yang ada di depan mata kita. Menyenangkan atau tidak, sesuai dengan harapan atau tidak, itu realita yang harus kita hadapi. Kabar baiknya, realita itu bisa kita ciptakan. Bisa kita ubah. Sebuah realita baru yang sesuai dengan keinginan dan harapan kita.

Bagaimana caranya?

Kira-kira seperti dibawah ini.

Kita mulai dengan beranalogi. Pernah lihat langit malam dengan bintang-bintangnya? Pasti pernah. Kalau tidak pernah, silakan keluar rumah malam ini dan tengok ke atas sana. Diatas sana lah langit malam terbentang dengan taburan bintang-bintangnya. Yang menarik, jarak bintang-bintang itu dari bumi kita bisa ratusan bahkan ribuan tahun cahaya jauhnya. Artinya, cahaya dari bintang tersebut butuh waktu ratusan sampai ribuan tahun perjalanan untuk sampai ke bumi kita. Artinya lagi, cahaya yang kita lihat sekarang bisa dibilang adalah cahaya dari masa lalu bintang tersebut. Bisa jadi, bintang itu sudah meledak dan tidak ada lagi di alam semesta ini. Tapi cahaya masa lalunya baru sampai ke bumi kita dan bisa kita nikmati. Bahkan mungkin sampai beberapa ratus atau ribuan tahun lagi.

Nah, sama halnya dengan mengubah realita kita. Ketika kita mengubah cara berpikir kita untuk mengubah realita kita saat ini, akan selalu ada keterlambatan dalam hal waktu. Akan selalu ada beda waktu. Dimana pada masa ini, posisi kita sedang berada dalam pengembangan kesadaran dan pemikiran baru, tetapi diri kita akan masih berkutat dengan realita lama selama beberapa waktu.

Periode “menanti perubahan terjadi” ini sangatlah kritis. Bagaimana reaksi kita selama berada dalam periode itu, bisa menentukan apakah realita baru yang sedang kita ciptakan bisa datang dengan cepat atau malah terhambat.

Keragu-raguan, ketidakpercayaan, apakah akan datang perubahan yang kita harapkan atau tidak, apakah kita hanya buang-buang waktu, atau pikiran yang berusaha membodohi kita dengan mengatakan bahwa ini tidak akan berhasil, itu semua wajar. Itu terjadi pada semua orang. Tapi tahu tidak? Abaikan saja. Terus saja berusaha. Penciptaan realita baru adalah suatu proses yang berlangsung secara terus menerus. Tidak terjadi dalam sekejap, kaku, dan baku.

Dalam hidup ini, semua berproses membentuk realita-realita baru. Lingkungan kita pun begitu. Rileks saja. Realita-realita baru akan terbentuk pada akhirnya secara alamiah. Tidak perlu dipaksakan. Tidak perlu diburu-buru. Nikmati saja perjalanannya. Dengan tetap mengabaikan pemikiran-pemikiran negatif yang akan muncul.

Beberapa hal yang harus dicamkan. Pertama, kita harus menyadari betul-betul apa yang sedang kita pikirkan. Karena yang sebenarnya terjadi adalah kita sedang menciptakan pengalaman-pengalaman masa depan dengan pemikiran saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun