Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahu Tidak, Apa Itu Cantik?

12 Desember 2016   08:22 Diperbarui: 12 Desember 2016   09:05 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kecantikan alami (sumber: pixabay.com)

Perempuan mana yang tidak ingin terlihat cantik? Setiap melihat ada yang lebih cantik dari dirinya, dia akan bilang, “Cantik sekali. Pengen deh cantik seperti itu.”

Segala cara diusahakan untuk bisa tampil lebih cantik dan cantik lagi. Mulai dari perawatan paling murah pakai bumbu-bumbu dapur, macam ketimun, tomat, kemiri, ketumbar, laos, lengkoas, jahe, dan lain-lain (hmmm, ini mau cantik apa mau dimasak? hehehe), sampai perawatan ala selebriti yang bisa menghabiskan uang sampai ratusan juta rupiah lebih. Tujuannya cuma satu. Ingin terlihat cantik. Ingin terlihat lebih sempurna, katanya. Ingin ini, ingin itu, ingin begini, ingin begitu, ingin semuanya.

Tapi pertanyaannya? Emangapa sih cantik itu? Tahu tidak apa itu cantik?

Alis tebal hasil corat-coret? Yang dicabutin sana sini sampai habis kadang-kadang, terus digambarin lagi tebal-tebal. Agak tinggi, malah ketinggian. Kurang panjang, malah jadi kepanjangan. Hapus lagi, gambar lagi. Macam saya kalau nunggu bel pulang kantor, ketik, hapus, ketik lagi, hapus lagi, menghabiskan waktu sambil ngedumel, ini kok ngga bel-bel.

Atau bibir yang kurang jebleh macam Angelina Jolie? Atau Mick Jagger sekalian? Terus dimerah-merahin. Ditebal-tebalkan. Biar sexy, pikirnya.

Atau hidung lancip dan mancung macam pinokio? Tambal sana tambal sini. Dipasang macam-macam biar terlihat lebih mancung. Tarik sana tarik sini, geser sana geser sini, ketok sana ketok sini, dan... Walah! Hidung mancung pun selesai. Fresh from the oven. Dikerjakan di bengkel hidung terkemuka. Dengan biaya yang bikin muka terperangah.

Pipi pun tidak ketinggalan terkena treatment. Dibuat lebih tirus. Dikikis kali ya? Dagu dilancip-lancipin. Mata... (mata diapain ya?). Yah, diapain lah, pokoknya ada.

Merasa fisik sudah oke, tidak ketinggalan masalah kepribadian. Cara berjalan, cara duduk, cara tersenyum, cara mengangguk, mungkin sampai cara mengunyah, semua dipelajari. Bareng-bareng satu kelas. Biar terkesan ada inner beauty-nya kalau kata miss-miss diluar sana itu. Tapi kalau semua orang belajar cara yang sama, dunia malah jadi seragam ya? Semua berkelakuan sama. Tidak ada lagi keunikan masing-masing. Kayaknya malah jadi ga seru.

Balik ke masalah kecantikan yang saya sama sekali bukan expert-nya. Sehabis permak habis-habisan luar dalam, siaplah sang wanita menghadapi dunia luar. Dunia yang bersiap untuk menyambutnya. Ia siap memamerkan hasil usahanya untuk menjadi cantik. Berdirilah ia di depan cermin dengan mantapnya. Teryata, yang dilihatnya adalah orang lain. Bukan dirinya. Itu adalah bayangan orang lain yang menatap balik dari belakang cermin sana. Bukan bayangan dirinya sendiri. Dia kehilangan dirinya. Itu adalah orang asing dibalik sana. Dan semua orang ternyata hanya menyukai orang asing di belakang cermin itu. Orang asing hasil rekayasanya sendiri. Bukan dirinya yang sebenarnya.

Tahu tidak apa cantik itu? Cantik itu, kalau saat melakukan hal konyol bisa menertawakan diri sendiri. Tertawa lepas tidak berhenti-berhenti. Sampai ada yang bilang, “Husshh!”

Cantik itu, yang kalau tertawa suka kelepasan sampe muncrat atau netes-netes(hahaha...), saking lepasnya. Sampai datang seorang laki-laki menawarkan tisu, bukan untuk menghapus air matanya, tapi untuk menghapus tetes air dari bibirnya, hehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun