terinspirasi dari film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
di luar sudah hujan
mengejutkan sunyi telak ke pangkuan kepala
pun merantau mereka yang duduk manis di pinggir rembulan
sembari merayakan leleh cahaya emas merebah di kolam
menggali pendar bayang remang tertinggal entah ditinggal
barangkali wajah teduh kekasih adalah pemasung yang pandai sembunyi dari terpelihara itu
kepada peristiwa yang tak mampu terbunuh
relakan saja sepasang sepatu pergi ke seberang muka pintu
biar lidah hujan memelihara basah sekujurnya
dan engkau semakin belajar pedih mencintai
di balik jendela, di dalam kamar, di hangat selimut bunga tulip ungu
yang sepakat barangkali selalu menyusahkan itu
duhai permataku,
mencintaimu sungguh tak kau menemu di peluk cium tahun-tahun suamimu
sebab ia hanya mencuri mesra dariku
mencuri merah matang ketakutan dari ragam melarat yang begitu kau alamatkan kepadaku
Hayati,
hujan ini masih senang berlalu
kupanjatkan semoga ia bukan berhulu dari matamu
Jakarta, 31 Desember 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H