Ketika mataku mengatupkan kelopaknya,
potongan-potongan bagian film kehidupanku tertayang mengitari layar-layar hitamku.
Tak ku sadari cuplikan-cuplikan itu membuatku merintih,
perih,
dan terluka.
Setiap bayang yang muncul membuatku tak kuasa membendung telaga air mataku.
Di sini bendungan emosiku akhirnya terkuras meluluh lantakkan dunia imaji ku.
-910vany-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!