Adalah sukacita besar bagi Riana, kalau ia bisa menjumpai 80-an teman-teman FBnya, termasuk rekan-rekan team menulis buku Malaikat Tak Bersayapnya di dunia nyata.
Adalah anugerah baginya, kala sang putera sulung Agra walau sering ditinggal pergi untuk berobat, tetap semangat untuk belajar bahkan saat duduk di kelas 6, ia meraih juara 1 Telling Story in English, se-kota Surabaya. Memasuki SMP, Agra lolos tes beasiswa dan terpilih sebagai kandidat wakil ketua OSIS.
Riana sangat bersyukur, ia masih diberi kesempatan oleh Sang Pencipta untuk berulang tahun ke-37 pada 12 Januari 2016 lalu. Ia sangat senang memperoleh 479 ucapan selamat dan doa dari teman-temannya.
Riana mengimani, bahwa dalam kelemahan, kuasa Tuhan menjadi sempurna, bukan untuk bermegah diri, namun ia diingatkan jika mampu tetap berdiri saat ini ialah semata kasih karunia Allah lebih dari cukup baginya.
Sebagai penutup berikut ini adalah kutipan dari ucapan Pdt. Theofilus Sudari, “Pengalaman penderitaan di jalan ketaatan kepada Tuhan bisa mencobai dan mengancam iman, untuk meninggalkan jalan ketaatan. Ketika dokter memvonis Riana menderita sakit kanker leukemia serius, ia justru peka melihat bahwa kanker darah yang dideritanya merupakan suatu penderitaan bersama Kristus dan siap bagi Kristus.”
Tuhan memberkati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H