Mohon tunggu...
Celine Pricillia
Celine Pricillia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta

Sosial Politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Rasisme dalam HI: Budaya Rasis di Amerika terhadap Asia dalam Kasus Asian Hate melalui Pendekatan Sistemik

5 Juni 2023   09:05 Diperbarui: 5 Juni 2023   09:11 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rasisme atau rasialisme adalah keyakinan yang ada dalam diri seseorang yang melegalkan diskriminasi, prasangka, dan perlakuan tidak adil atas dasar perbedaan latar belakang ras atau etnis yang dimiliki seseorang. Rasisme ada atas gagasan superioritas atau inferioiritas, bahwa manusia dapat dibedakan menjadi entitas biologis yang berbeda dengan "kelas" yang juga berbeda.

Rasisme adalah fenomena sosial yang diwujudkan dalam bentuk yang beragam dan beroperasi ke dalam semua aspek masyarakat; aksi kebencian, kekerasan, ketidaksetaraan sistemik, hingga prasangka  halus yang bahwasannya memiliki hubungan sebab akibat antara anggapan beberapa ras lebih unggul dai ciri yang diwariskan sifat kepribadian, serta perilaku lainnya. Hal tersebut mendorong ketidakseimbangan kekuasaan dan memudahkan hierarki sosial. Pada 1980-an, penyelidikan ilmiah sudah memfokuskan pada rasisme institusional, structural, dan sistemik, karena munculnya ras kritis yang merupakan sebuah cabang dari gerakan studi hukum kritis

Aksi ini juga terjadi pada lembaga dan sistem politik, ekonomi, atau hukum yang terlibat dalam hal melegalkan diskriminasi berdasarkan rasa tau memperkuat ketidaksetaraan rasial dalam kekayaan dan pendapatan, serta bidang lainnya secara tertutup hingga terbuka, yang secara tidak sadar membentuk pikiran dan perilaku orang.

Kekalahan Jerman pada Perang Dunia I mengakibatkan berhasilnya Partai Nazi mengeksploitasi anti-semitisme yang mandarah daging di negara itu. Salah satu aksi rasisme paling terkenal diakibatkan oleh hal ini, dimana kekuasaan direbut kemudian diterapkannya kebijakan diskriminasi sistematis, penganiayaan, hingga pembantaian massal terhadap orang Yahudi selama Perang Dunia II, yang disebut dengan Holocaust.

Di era-apartheid, Amerika Utara dan Afrika Selatan mendikte bahwa ras kulit hitam dan putih berbedan yang harus dipisahkan hingga ke lapisan-lapisan dasar hingga larangan untuk menikah. Namun, pada pertengahan abad-20, gerakan tentang tindakan rasisme mulai terkonfrontasi. Seperti halnya Marthin Luther King Jr. di Amerika Serikat.

Meskipun upaya-upaya dalam mengatasi rasisme sudah dilakukan dan menuaikan progress yang signifikan, hal itu tidak membuat rasisme menjadi hal yang mudah untuk diberantas. Beragam bentuk rasisme di berbagai berlapisan aspek kehidupan seperti pekerjaan, pendidikan, kesehatan, pidana, dan lainnya. Bahkan upaya berkelanjutan dalam menghadapi akibat rasisme seperti efek kepada seseorang dan hubungan sosialnya.

Tidak dapat dipungkiri, rasisme sulit untuk diberantas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Pada penelitian psikologi budaya, rasisme tidak hanya ada "di kepala" tetapi "di dunia", secara tidak langsung, rasisme merupakan pola budaya yang diturunkan secara historis mempertahankan ketidakadilan rasial dan membentruk struktur sosial.

1. Budaya-Psikologis terhadap Rasisme

"Fenomena budaya-psikologis dan sosial ekonomi klasik yang terdiri dari pola ide-ide yang diturunkan dan dipilih secara historis dan instantiasi material mereka dalam institusi, praktik, artefak, dan manifestasi lain dari 'pikiran-dalam-konteks' "(Salter & Adams, 2013)

Perspektif ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak statis antara perwujudan psikologis rasisme dalam pikiran dan perwujudan psikologis rasisme di dunia. Diteorikan bahwa secara bersamaan rasisme merupakan awalan dari subjektivitas psikologis dan fondasi struktural untuk menghasilkan terus menerus tindakan rasis. Intinya, ras dan rasisme adalam fenomena mendasar dalam budaya khususnya di Amerika.

2. Struktur Rasisme dalam Dunia Sehari-hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun