Geladi Hominisasi adalah program yang diselenggarakan oleh Divisi Pengembangan Potensi Insani, Lembaga Pengembangan Humaniora, Universitas Katolik Parahyangan. Secara harfiah, Hominisasi memiliki arti pemanusiaan. Geladi ini mulai dengan pemahaman bahwa manusia memiliki kelebihan dibanding makhluk lain, yakni akal-budi dan kehendak bebas.
Memanusiakan manusia berarti membinanya untuk dapat menggunakan akal-budi dan kehendak bebasnya dengan sebaik-baiknya. Kriteria penggunaan akal-budi adalah logika yang diukur tingkat rasionalitas dan objektivitasnya serta kehendak bebas yang tampak dalam tingkat tanggungjawabnya.Â
Geladi hominisasi diikuti oleh mahasiswa UNPAR yang telah atau sedang menjalani matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, atau Logika.
Saya sendiri, mengikuti Geladi Hominisasi pada hari Minggu, 15 Mei 2022 dari pukul 08.00-13.00. Sebelum hari-H geladi, seluruh peserta diberikan tugas pra-geladi, yaitu mendengarkan lagu "Indonesia Raya 3 stanza" dari youtube lalu diminta untuk menghayati lirik lagu tersebut dan memaknainya.
Tidak banyak persiapan yang perlu dilakukan untuk mengikuti geladi ini. Saya hanya mencari berita dan jurnal terkait tema diskusi yang sudah ditentukan. Kebetulan, tema diskusi kelompok saya adalah "Kebangkitan Nasional dalam Pandangan Generasi Z".
Dari diskusi tersebut, saya mendapat insight bahwa kebangkitan nasional adalah dimana masyarakat Indonesia memiliki kesadaran untuk memajukan bangsanya.Â
Memang, rasa nasionalisme generasi sekarang bisa dibilang semakin tumpul, karena sudah lahir di jaman yang merdeka tanpa penjajah, dan tidak bisa disamakan dengan para pejuang yang bahkan rela mati agar Indonesia dapat merdeka. Namun, sebagai Gen Z, kita memiliki cara kita sendiri untuk menunjukan rasa nasionalisme kita untuk mewujudkan kebangkitan nasional.
Dengan melek terhadap isu-isu sosial yang terjadi di sekitar kita, lalu berusaha untuk menyelesaikannya, kita sudah memiliki kebangkitan nasional dalam diri kita. Misalnya saja, kita menjadi sukarelawan untuk mengajar di daerah-daerah terpencil. Dengan melakukan hal tersebut, kita sudah membantu untuk memajukan pendidikan, baik secara signifikan atau tidak.
Dari Geladi Hominisasi ini saya belajar bahwa, untuk dapat menemukan solusi dari suatu permasalahan dibutuhkan pemikiran yang logis. Maka dari, itu kemampuan menggunakan logika sangat dibutuhkan oleh warga negara. Kita harus bisa memberikan ide-ide yang inovatif namun tetap logis untuk dijalankan.
Hal lain yang saya dapatkan dari geladi ini adalah cara untuk lebih berani dalam berbicara dan mengutarakan pendapat. Untuk orang-orang yang pemalu, geladi ini membantu meningkatkan kepercayaan diri agar bisa berbicara di depan umum. Dimulai dari diskusi dengan kelompok kecil, lalu mempresentasikannya dengan disaksikan kelompok lain.
Geladi ini meningkatkan kemampuan berbicara dan berbahasa, yang tentu saja penting untuk dimiliki setiap orang. Kemampuan ini tentu saja akan sangat berguna untuk kedepannya, karena dapat diterapkan dimana saja. Di lingkungan sosial, lingkungan kampus, dan lingkungan kerja.
Secara keseluruhan, geladi ini menyenangkan untuk diikuti. Dosen-dosen pembimbing lebih berperan sebagai mentor, yang memberi saran dan masukkan yang jelas tidak bisa didapatkan saat berada di kelas.