Jagung hitam dengan nama latin (Zea mays black azteck L) kini mulai dibudidayakan dibeberapa daerah di Indonesia contohnya seperti di Bali dan Cianjur, Jawa Barat. Bagi sebagian masyarakat masih asing dengan jagung hitam karena umumnya di Indonesia  masyarakatnya hanya mengkonsumsi jagung yang memiliki biji berwarna oranye atau putih. Salah satu provinsi penghasil jagung terbesar di Indonesia adalah Sulawesi Selatan, namun yang diproduksi berupa varietas jagung yang berwarna oranye atau putih. Beberapa daerah di Indonesia bahkan menjadikan jagung sebagai makan pokok.  Dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi dalam budidaya khususnya pada komoditas jagung maka kini mulai dikembangkan teknik budidaya jagung hitam serta berbagai penelitian tentang kandungan gizi dari jagung hitam Warna hitam yang dihasilkan pada biji jagung disebabkan karena adanya pigmen antosianin sejenis flavonoid yang terdapat pada jagung hitam. Antosianin sendiri berfungsi sebagai antioksidan di dalam tubuh sehingga dapat mencegah terjadinya aterosklerosis yaitu penyakit penyumbatan pembuluh darah.
Jagung hitam memiliki kandungan antosianin lebih tinggi dibanding warna jagung varietas lain. Kandungan antosianin yang tinggi pada jagung hitam memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan seperti memperbaiki sirkulasi darah, penghambat timbunan lemak, serta pencegah kanker kandungan.
Berdasarkan hasil penelitian jagung hitam memiliki berbagai kandungan lain selain antosianin yaitu serat, lemak, asam amino, Kalsium, zat Besi, Zinc, Selenium, Potasium, asam folat dan niasin. Bahkan jagung hitam sangat baik dikonsumsi bagi penderita diabetes karena mengandung kadar gula lebih rendah dibandinggkan varietas jagung yang lain.
Sama halnya dengan varietas jagung yang umumnya dikonsumsi masyarakat Indonesia, jagung hitam juga dapat diolah dengan berbagai cara seperti direbus, dikukus, dibakar ataupun dibuat berbagai macam olahan berbahan dasar jagung.
Dari segi rasa juga sangat mirip dengan jagung yang lain, sedangkan dari segi tektur menurut sebagian orang beranggapan jagung hitam lebih lengket atau pulen. Tentunya yang berbeda  terdapat pada warna yang dihasilkan, olahan makanan berbahan dasar jagung ini pasti akan berwarna hitam.
Berdasarkan teknik budidayanya juga sama dengan budidaya varietas jagung yang lain, penyebab belum banyaknya masyarakat yang membudidayakan jagung hitam dalam skala lebih besar karena masih terkendala dengan ketersediaan benih.
Di beberapa daerah masih sulit ditemukan penyedia benih jagung hitam, walaupun kini benih jagung hitam mulai banyak dipasarkan melalui E-commerce atau toko online namun sebagian masyarakat terkendala dengan biaya pengiriman yang lebih mahal karena jangkaun lokasi yang cukup jauh.
Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami pembaharuan diharapkan jagung hitam dapat dikembangkan melalui penelitian-penelitian agar diperoleh benih jagung hitam yang berkualitas dan bermutu, teknik budidaya yang lebih mudah dan efisien serta hasil panen yang baik, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan bagi petani dan bermanfaat bagi konsumen berkat khasiat yang terkandung pada jagung hitam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H