"Hati-hati lho, nanti ditulis di Kompasiana," canda Pete, kolegaku.
Pete tahu, tulisanku selalu diangkat dari keseharian aktivitas hotel dan ini menjadi self control juga bagiku. Jangan sampai keluar jalur apalagi menendang aturan hotel. Klop!
Itu pula yang kujaga hubunganku dengan Kompasiana. Tiga tahun berlalu, melenggang bersamanya.
"Saya ingin menulis seperti Ibu," ujar Obi, lulusan SMK4 Balikpapan. Kami bertemu saat dirinya mengurus prompt night di ballroom hotel.
"Gimana caranya, Bu?" tanyanya.
Tak hanya Obi, kolegaku satu persatu penasaran. "Bayar gak sih kalau sign-in di Kompasiana, Rei?" Tak sulit mendayung sampan, mudah saja menjelaskannya.
Juni 2021, industri hospitality kembali bergairah. Bisnis hotel perlahan melangkah, ku kembali ke dunia hotel.
Sayang disayang si patokaan, betapa sulit meluangkan waktu untuk berkasih-kasihan.
"Rasa rindu membuncah," meniru gaya puisi Kompasianer Fatmi Sunarya. Tugas dan hobi, saling tarik menarik.
Dunia hotel itu dinamis, sesuai napas hospitality yang maknanya tak sekedar keramahtamahan.
Konsep marketing yang monoton, promosi yang jadoel, manajemen yang kaku, akan ditinggalkan para tamu.