Mengenang perjumpaanku dengan Kompasiana, saat awal pandemi mulai merebak.
Hotel anjlog, sepi pengunjung. Bisnis hotel limbung, aktivitas lumpuh. Hoteliers menjerit.
"Zero tamu guys, you do what you can do!," perintah Bos.
Sontak housekeeping pontang-panting di seluruh kamar. Semua resik. Chef dan tim, kerja bakti di dapur. Semua mengkilat, higienis.
Saya? Pulang ke Jakarta. Lha hotel gak ada tamunya, Bro.
Work from home? Gak juga. Saya belajar menulis artikel di Kompasiana. Celingukan, lirik kiri, lirik kanan sebagai pendatang baru.
Hari-hari selanjutnya, tiada hari tanpa menulis. Saya mengenang lalu bersyukur, kok bisa kulalui hari-hari bersamanya.
Dua buku pun terbit, dipandu Kompasianer Alip Yog Kusnandar. Ya, tak lain tentang kumpulan artikel di Kompasiana.
Maka, jika Anda beruntung, akan dilirik penerbit buku juga. Wah asyik ya.
Pandemi, Kompasiana, buku, catatan yang tak terpisahkan sebab momen ini adalah titik balikku tekun menulis hingga sekarang. My pivotal point.