Ingat baliho, ingat sirloin steak sekaligus wajah Pak Wiro.
Sirloin steak sama dengan daging panggang. Nama makanan di restoran itu pasti agak kerenlah. Sup sayuran di hotel jadi vegetable soup. Sup kaldu disebut clear soup.
Omong-omong tentang baliho, sekelebat di ingatan, muncul wajah Pak Wiro. Wiro bukan dukun, bukan pejabat, bukan pula pesohor negri.
Pertemuanku dengan Pak Wiro ketika di hotel diselenggarakan acara seminar akbar. Sebanyak 500 peserta datang dari dalam dan luar negri. Seminar disertai product launching kosmetik dari luar negri.
Panitia penyelenggara minta 5 baliho terpasang di 5 titik favorit. Total 5 baliho ditambah 30 umbul-umbul akan dipasang sepanjang jalan raya dan depan hotel.
Tiba hari pertama, tetiba rombongan petugas datang ke hotel.
"Kami mau bertemu pimpinan," kata seorang bapak berbadan tambun. Dialah Pak Wiro.
"Saya minta surat izin pasang baliho dan umbul-umbul!"
Pak Wiro, sang jubir, minta surat izin atas pemasangan spanduk dan umbul-umbul yang bertebaran.
Wah, cilaka! Saya gelagapan juga. Itu kerjaan si Dora. Coba ku periksa dululah di kantor. Kok tumben ada pemeriksaan, pikirku.