Seorang kawan baru saja diputus pacar. Amel namanya, menangis terisak-isak duduk disebelahku, setelah bercerita bahwa sang pacar mengakhiri hubungannya.
Saya mendengarkan diam seribu basa sebab saya tempat curahan hatinya. Ternyata penyebab kata-kata kasar yang melukai sang pacar mengakibatkan putus cinta. Saya menduga Amel mengeluarkan kalimat yang merendahkan martabat keluarga pacarnya sekaligus harga diri kekasih hati.
Kata-kata itu dikeluarkan spontan karena kejengkelan Amel padanya. Namun ia menanggung kepedihan yang teramat dalam setelah Boyke, pacar Amel tersinggung dan memilih tidak melanjutkan ke pelaminan yang sedianya akan dilangsungkan 3 bulan lagi.
Boyke dan Amel saling jatuh cinta. Usia Amel 25 tahun, sedangkan Agung terpaut 5 tahun lebih tua darinya.
![Gambar ilustrasi celestineP](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/01/09/andressa-5ff9b2598ede4842272a1b03.jpg?t=o&v=770)
Kawan saya lainnya, 20 hari menjelang hari pernikahan, Dini calon pengantin perempuan membatalkan acara itu. Saya telah diberi kain seragam kebaya sebagai penyambut tamu pada acara pernikahannya.
Akhirnya sang ibunda jatuh sakit, menanggung malu terhadap kerabat, tetangga yang sudah dikabari.
Cerita Dini pada saya karena suatu malam ia bersujud pada Sang Kuasa, kemudian suara hatinya mengatakan untuk membatalkan pernikahan.
Orangtua Dini menjodohkan dengan Agung. Dini telah dilangkahi adiknya menikah terlebih dulu karena itu ibunya menjodohkan dengan seorang pria pilihannya. Namun ia merasakan sesuatu yang ganjil terhadap pria ini setelah setahun mengenalnya.
Akhir kisah, setelah pernikahan digagalkan, sebulan kemudian pria ini telah menikahi gadis lain. Masa secepat itu? pikirnya. Dini merasa bersyukur akan keputusannya itu. Hasil telusurannya, si pria ini telah berbohong berstatus belum menikah.