Entah mengapa banyak kawan saya selalu menyisakan makanan di piring selesai menyantapnya. Setiap makan selalu saja ada yang terbuang.
Beruntunglah sejak kecil kami selalu diajarkan tidak boleh membuang makanan. Apalagi makanan yang dibuat ibu. Mengambil makanan secukupnya, itu nasehatnya.
Sebenarnya saya senang memasak. Sejak perpindahan dari satu kota ke kota lain urusan memasak jadi terabaikan. Bila memaksa, jajan diluar, inipun jarang saya lakukan sebab kebersihan makanan nomor satu.
Menu di rumah sederhana saja, Ketika kami masih berkumpul, setiap hari makanan yang dimasak tidak sesulit memasak menu Indonesia. Bahan masakan yang telah tersedia biasanya telur, ikan, roti-rotian, sayuran hijau ditambah buah.
Untuk menikmati menu Indonesia, sesekali saja jajan diluar. Selain lebih sulit membuatnya juga memasaknya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tengok saja menu ikan kakap, opor ayam, rendang daging, sayur asem kesukaanku. Tapi kini banyak bumbu masakan yang instan, nah ini banyak membantu para ibu yang ingin cepat saji.
Memakan daging ayam, sea food sesekali saja. Ibu jarang membuat makanan dari bahan daging-dagingan, gantinya yaitu ikan selalu tersedia. Sushi hampir tersedia setiap hari. Selebihnya jika ingin menikmati makanan diluar menu itu, sesekali jajan di luar saja.
Jajan diluar sebenarnya tidak dilarang, namun kami tidak terbiasa. Makanan rumah sepertinya lebih nikmat daripada makanan manapun.
Sejak si sulung menikahi gadis Brazil 5 tahun lalu dan sayapun kerap berpindah dari satu kota ke kota lain, otomatis tiada lagi acara masak memasak. Apalagi suami dalam kontrak kerja di negara tetangga serta anak perempuan studi di Jakarta. Namun saya telah berpesan pada kedua anak agar jangan pernah menyisakan makanan di piring.
Karena menu sederhana itu, maka kami jarang membuang makanan. Menu yang diolah dapat disantap semua dan cepat tersaji.
Makanan Berlebihan