Suatu sore, hujan rintik membasahi rumput, saya ditemani 2 kawan berlindung di bawah pohon lobi-lobi. Lalu kami kumpulkan lobi-lobi dalam tas.
Tetiba, seorang tentara lewat dengan senapan ditangan, tanyanya "Adek sedang apa disini?"
Langsung saja kami ketakutan, lari terbirit-birit pulang.
Setiba di rumah saya mencari Ibu sambil memberikan buah lobi-lobi. "Mami, shall we pray?"
sambil ketakutan saya minta Ibu berdoa dengan saya. Ibu terheran-heran, namun ia lakukan saja.
Usai berdoa, saya ceritakan kisah tadi. Ibu menyimak sambil tersenyum.
Setelah dewasa saya paham, tentara itu hanya menyapa saja, tapi kami ketakutan karena memunguti buah lobi-lobi di kebun orang.
Bila ada anak yang amat menyesal ketika Ibu tiada, itulah saya.
Suatu hari, Ibu minta dibelikan pensil alis mata. Sehari-hari ia hanya berdandan tipis saja. Entah mengapa, saya selalu lupa membelikannya.
Waktu terlewati ditelan kesibukan, ketika ibu tiada, saya teringat akan permintaan yang terlupakan itu.