Awal bulan lalu, kucing kuning besar ditemukan mati di belakang rumah, dilihat dari tubuh yang terbujur kaku dan ada sisa muntah di mulutnya, kemungkinan besar karena keracunan. Minggu lalu anak kucing juga ditemukan mati di bawah ban depan mobil. Istri saya merasa tertuduh karena sehari sebelumnya istri sempat membawa mobil keluar tanpa terlebih dulu melihat bawah ban, tapi setelah diamati, tidak ada bekas gencetan / tubuh yang gepeng bekas lindesan ban. Kemungkinan juga karena keracunan, sambil menyobek kaos putih kesayangan untuk bungkus mayat anak kucing, saya nasehati istri lain kali lihat dulu bawah mobil sebelum menyalakan mesin.
Saya tidak tahu persis tata tertib mengurus jenasah kucing, budhe yang membantu kerja di rumah bilang saat itu, agar kucing kalo mati di kafani pake kain putih, lalu di kubur baik-baik. Di jelaskan lagi oleh Budhe, tetangga nya pernah nabrak kucing, mayat kucing di buang begitu saja, besok nya mobilnya kebakar. Di ceritakan kejadian serupa lagi-lagi menimpatetangga nya juga, Bayi penabrak lahir jadi mirip kucing. Terlepas dari tetangga budhe yang entah ada hubungan nya atau tidak dengan tersia sianya mayat kucing, gak ada salah membungkus mayat kucing dengan kain putih.
Proses pengkafanan anak kucing berlangsung sedikit tegang, takut kalo kalo si kucing besar yang kemungkinan ibu nya dan anak kucing saudara almarhum mencakar / gigit tangan istri saya. mayat anak kucing saya kubur di tanah kosong ujung rumah di samping mayat kucing besar yang mati bulan lalu. Ibu kucing dan saudara nya hanya melihat dari kejauhan.
Besok paginya, bermaksud nyuci mobil, dan diawali dengan lihat dulu bawah ban, kali saja ada kucing tiduran. Pengamatan pertama aman, tidak ada hewan apapun. Sambil nyalain mesin dan bersiul saya mundur pelan, tapi kemudian sayup-sayup denger seperti ada yang panggil dengan menjerit. saya keluar lihat kanan kiri tidak ada orang,istri di dalam rumah juga tidak merasa menjerit, dan setelah lihat kebawah lagi, saya sadar ternyata kucing yang menjerit, saya telah melindas kucing dan mati.
Kucing yang mati adalah anak kucing, saudara nya yang mati di bawah ban kanan kemarin, sekarang dia mati kelindes ban kiri. Istri saya hanya melongo dan bilang “lha tadi apa ga lihat bawah??” , saya diem dan cepat-cepat ambil cangkul, istri ambil sisa kaos putih yang masih nyisa separuh kemarin. Kali ini ibu kucing tidak saja melihat si anak kucing yang mati mengenaskan, tapi juga dengan menggerung “nggggeeeeennnggg...”
Anak kucing saya kubur di samping saudaranya persis, ibu kucing lagi-lagi melihat dari jauh, ibu kucing memang tidak menangis, tapi dia tahu anaknya telah tewas berturutan di bawah mobil saya, kelak di hari-hari berikutnya si ibu kucing ini selalu mengeong, mengendus dan mencakar ban mobil saya.
Lalu apa yang terjadi setelah nya?, meski tidak percaya sepenuhnya dengan mitos dan cerita-cerita sebelumnya tentang kejadian membunuh kucing meskipun dengan tidak sengaja, tetap saja ada sedikit was-was.
Seperti yang di tulis Mochtar Lubis tahun 1977, manusia indonesia termasuk saya, sampai saat ini masih terbelenggu kultur lama, disebutkan ada 6 ciri manusia indonesia, salah satunya yaitu masih percaya takhayul dan jago bikin perlambang tanpa makna. Banyak nya cerita kecelakaan setelah nabrak kucing dan tidak dikubur kemungkinan disebabkan karena perasaan bersalah yang berlebihan dari si penabrak. Perasaan bersalah yang muncul dari cerita-cerita sebelumnya dan di anggap benar.
Di Eropa pada abad pertengahan, wabah Black death / pes menyebar dengan cepat, awalnya masyarakat di Eropa beranggapan menyebarnya penyakit tersebut karena kucing sering dibunuh dengan dibakar dan dilempar dari tempat tinggi karena kucing di asosiasikan dengan penyihir dan bersekutu dengan setan. Hasil penelitian setelah nya menunjukkan bahwa penurunan jumlah populasi kucing menyebabkan meningkatnya jumlah tikus saat itu dan pembawa penyakit pes yang sesungguhnya.
Penganut wicca dan neopaganisme yang lain mempercayai bahwa kucing sebenarnya baik, mampu berhubungan dengan dunia lain, dan dapat merasakan adanya roh jahat.
Dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah.
Terlepas dari mitos dan takhayul, kucing adalah salah satu mahkluk Allah, yang sepantasnya untuk tidak di sakiti dan di bunuh. Dan jikapun dibunuh atau terbunuh, baiknya memang dikuburkan untuk menghindari penyakit bukan karena takut tabrakan atau sial bagi yang tidak mengubur.
Alhamdulilah pada malamnya, tidak terjadi apa-apa setelah membunuh anak kucing secara tidak sengaja, tapi tiba-tiba saja ECU mobil saya konslete persis di samping kuburan kucing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H