Mohon tunggu...
cekingkong
cekingkong Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa yang suka dan dituntut menjadi solo backpacker. Hidup diantara banyak nuansa roman, politik, agama, dan pemikiran-pemikiran abstrak. Selamat membaca dan selamat berargumen :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hanya Tuhan yang Tahu

6 Februari 2016   21:37 Diperbarui: 6 Februari 2016   21:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terbesit doa di batas awang-awang
Melalui sajak-sajak tanpa makna
diambang kegelisahan rasa
Bertanya-tanya...

Hamba mengiba pasrah, bagaimana bisa?

Dalam diam, disetiap renungan
Merintih asma Mu, memohon ampun

Bicara soal dunia yang berangsur fana
Penguasa yang membabi buta
Wanita yang rela menggila
dan Harta yang menganga sia-sia

Tuhan, mungkin mereka lupa
Terbuai kejamnya indra setan
Terjerumus nafsu tak tentu arahnya
Tertinggal surga, terngiang neraka
Manusia, makhluk yang paling mulia... (katanya)

Atau mungkin hamba yang terlalu mengada-ada
Yang hanya bisa membual, yang hanya bisa menyesal, itu saja
Wallahu A'lam Bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun