Sepertinya setelah konversi bahan bakar minyak tanah ke gas LPG kali ini PT Pertamina melakukan kebijakan baru dengan menghapus sedikit demi sedikit pengguna premium ke BBM yang ramah lingkungan seperti Pertamax dan Pertalite. Permasalahannya adalah ketika program ini diluncurkan dimasyarakat ternyata harganya berbeda dengan Premium. Belum lagi BBM jenis pertalit dan Pertamax dianggap masyarakat merupakan bahan bakar bagi kendaraan kelas atas.
Didaerah penjualan BBM ramah lingkungan ini mulai di lirik memang harga selish tidak banyak tetapi bagi masyarakat yang kelas menengah kebawah selisih 400 perak juga merupakan kenaikan harga bagi mereka. Awalnya penggunaan pertalite dan pertamax masih minim didaerah akan tetapi ketika stok Premium tidak ada di POM Pertamina di daerah maka mau tidak mau masyarakat menggunakan BBM berkualitas dan Ramah lingkungan tersebut. Dan hasilnya memang mesin kendaraan bermotor lebih jernih.
Berjalannya waktu semakin menjadikan BBM ramah lingkungan ini menjadi pilihan di masyarakat sehingga opini Pertalite dan Pertamax merupakan bahan bakar untuk kendaraan orang kaya sekarang semakin berkurang dan terus menghilang. Apalagi jika secara keseluruhan Premium ditarik dari pasaran sudah pasti masyarakata akan beralih seluruhnya ke BBM yang ramah lingkungan tersebut.
Harga BBM ramah lingkungan ini juga semakin tinggi ketika banyaknya usaha Pertamini yang dikelola oleh agen-agen penjual minyak sehingga tarif normal dari pertamina ketika sampai ke agen-agen pertamini juga meningkat. Memang di beberapa POM Pertamina melarang pembelian melalui deregen sehingga stok di pertamina resmi masih tersedia. Di Tanjungbalai sendiri karena banyaknya Pertamini-Pertamini sebagai agen resmi menjadikan POM pertamina kehabisan stok. Hal ini karena agen besar Pertamina masih membolehkan pembelian via Deregen.
Semoga saja konvesris BBM Premium menjadi Pertalite dan Pertamax sebagai bahan bakar ramah lingkungan menjadi pilihan masyarakat dengan harga yang terjangkau pastinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H