Mohon tunggu...
Brigita Graciela
Brigita Graciela Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga (FIB-Prodi Bahasa dan Sastra Inggris)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menelaah Karya-karya Kojin Karatani

7 Desember 2020   12:30 Diperbarui: 7 Desember 2020   12:36 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kojin Karatani adalah seorang filsuf Jepang dan kritikus sastra Jepang yang lahir pada tanggal 6 Agustus 1941 di Kota Amagasaki, Jepang. Karatani juga merupakan pendiri NAM (New Associationist Movement) di Jepang pada tahun 2000 dan ia juga terkenal melalui karya-karyanya di bidang filsafat dan sastra. 

Architecture as Metaphor: Language, Number, Money (1983) dan Transcritique: On Kant and Marx (2003) merupakan buku hasil karya Kojin Karatani yang terkenal dalam bidang filsafat.

Architecture as Metaphor: Language, Number, Money memuat tentang “keinginan terhadap asitektur” yang menurut Karatani adalah dasar dari semua Pemikir Barat serta membahas arsitektur, filsafat, sastra, linguistik, perencanaan kota, antropologi, ekonomi-politik, psikoanalisis, dan matematika. 

Buku tersebut juga membahas Karatani yang menganalisis ikatan kompleks antara konstruksi dan dekonsturksi, yang dengan demikian menunjuk pada model alternatif “kritik seluler” tetapi dalam domain filsafat daripada kritik sastra atau budaya. 

Seperti yang diklaim Karatani dalam bukunya, karena keinginan terhadap arsitektur secara praktis tidak ada di Jepang, Karatani harus mengambil peran ganda yaitu; menegaskan arsitektonis (dengan mengamati fungsi bentuk yang ditekan) dan mendorong formalisme ke keruntuhannya (dengan menggunakan teorema ketidaklengkapan Kurt Godel). Pembahasan Karatani selanjutnya dalam buku tersebut adalah menelusuri karya dari Christopher Alexander, Jane Jacobs, Gilles Deluze, dan lainnya.

Trancritique: On Kant and Marx memperkenalkan dimensi baru yang mengejutkan dari kritik transendental Immanuel Kant dengan menggunakan Kant untuk membaca Karl Marx dan Marx untuk membaca Kant. 

Dalam tantangan langsung terhadap standar pendekatan akademis bagi kedua pemikir, bacaan Transcritique: On Kant and Marx Karatani menemukan akar etis sosialisme dalam Kant’s Critique of Pure Reason dan kritik Kantian terhadap uang dalam Marx’s Capital

Karatani mendeskripsikan Kant sebagai seorang filsuf yang berusaha merebut metafisika dari ranah dogma teoritis yang didiskreditkan untuk mengembalikannya ke tempat yang semestinya di bidang etika dan praksis. 

Dengan ini sebagai model kritikalnya sendiri, Karatani kemudian menyajikan sebuah bacaan tentang Marx yang mencoba untuk membebaskan Marxisme dari pengandaian Marxis dan sosialis yang telah lama ada untuk menemukan basis teoritis yang kuat bagi aktivisme positif yang mampu secara bertahap menggantikan trinitas Negara-Bangsa Kapital.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun