Stasiun Solo Balapan adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di perbatasan antara Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta. Stasiun yang lebih dikenal dengan Stasiun Balapan ini termasuk salah satu stasiun besar berusia tua di Indonesia, yang dibangun oleh perusahaan kereta api pertama Hindia Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada abad ke-19, yaitu pada masa pemerintahan Mangkunegara IV dan berada di wilayah Kadipaten Praja Mangkunegaran.
Stasiun yang menjadi inspirasi lagu Didi Kempot ini, menandakan bahwa Stasiun Balapan sangat bersejarah dan berdampak baik bagi Kota Solo. Dari awal berdiri hingga sekarang, tentu banyak sekali perubahan yang terlihat jelas. Contohnya saja, skybridge yang dibangun, memudahkan penumpang yang ingin berjalan langsung ke Terminal Bus Tirtonadi tanpa melewati jalan raya. Pembangunan skybridge ini membuat aktivitas di stasiun menjadi lebih kondusif. Beberapa perubahan juga terlihat di bagian depan dan peron stasiun.
Ketika memasuki area peron Stasiun Balapan, kita sudah bisa merasakan hawa kereta api yang kuat. Peron adalah tempat menunggu dan lalu-lalang para penumpang kereta api, tak heran jika area ini selalu padat. Selayaknya tempat umum bekerja, peron stasiun yang ramai harus mempunyai fasilitas umum. Seperti peron Stasiun Balapan ini, kita dapat melihat di sebelah kanan banyak kursi-kursi yang empuk dan beberapa kipas angin yang akan membuat calon penumpang merasa nyaman. Meski selalu ramai orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing, peron di Stasiun Balapan termasuk cukup luas sehingga tidak mengganggu aktivitas satu sama lain.
Jika ingin menunggu dengan mengerjakan sesuatu, terdapat juga meja kerja bersama, yang dilengkapi dengan beberapa colokan agar bisa mengisi daya gawai. Kalaupun tidak ada yang bisa dikerjakan, kita tidak perlu takut untuk merasa bosan, sembari menunggu dari sini kita dapat mendengar jelas lagu-lagu yang diputar, atau bila ada pengumuman tentang keberangkatan kereta, maupun informasi-informasi penting lainnya. Seandainya kebisingan membuat kita sulit untuk mendengar informasi, di sini juga terdapat papan LED yang mencantumkan jadwal keberangkatan kereta beserta nomor peron jalur kereta api masing-masing. Ada satu kebiasaan unik yang sudah menjadi ciri khas dari Stasiun Balapan. Saat kereta datang, akan terdengar lagu “Bengawan Solo” dalam format keroncong dari central stasiun. Artinya, dengan diputarkannya lagu tersebut, menjadi penanda bahwa kereta sudah dekat dan penumpang dapat bersiap-siap untuk berangkat.
Ketika berjalan menyusuri peron, kita dapat menemui toko-toko dan beberapa restoran yang sekaligus menjual suvenir. Banyak opsi makanan yang bisa dipilih untuk mengatasi perut-perut penumpang yang kelaparan. Jika ingin langsung ke jalur kereta, bisa mengambil jalan ke kiri dan akan langsung terlihat papan-papan nomor peron. Peron 1, 2, 3, dan 4 berdekatan, sedangkan peron 5 dan 6 perlu jalan sedikit lebih jauh. Setelah menyebrang, masih terdapat banyak fasilitas umum. Kursi-kursi untuk menunggu, kipas angin, mushola, toko-toko, dan restoran. Kita dapat menyiapkan perbekalan untuk perjalanan dengan membeli makanan-makanan yang ada di toko maupun di restoran.
Sempatkan waktumu untuk berkunjung kemari jika sedang berlibur di Kota Solo. Setiap orang pasti memiliki perasaan tersendiri ketika mengunjungi suatu tempat. Kita mengukir memori dan euforia di sana. Ada banyak ilmu dan hal menarik yang bisa kalian temukan dari Stasiun Solo Balapan ini, stasiun legendaris Kota Solo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H