"Aku lagi nunggu teman yang lain mau kerjakan tugas kelompok. Kalian duluan aja", jawab Vero seadanya. Vero berbohong. Bohong dalam rangka menyelamatkan dirinya. Tuhan pasti mengerti.
"Oh begitu ya ver. Ya udah, kita tunggu ya. Besok kah atau kapan. Rencananya besok kita ada jalan bareng. Kumpul tempat biasa. Ok" , ucapan terakhir teman-temannya yang sedari tadi Vero tungu-tunggu. Vero merasa risih dikelilingi seperti buronan begitu. Sepertinya muncul kebencian terhadap mereka dalam diri Vero. Menurutnya, mereka tidak memahami seperti apa Vero yang sebenarnya. Dan mereka tidak tahu soal penyakit aneh yang Vero miliki. Wajar saja mereka kurang memahami Vero. Begitulah manusia Vero.... Memang yang paling mengerti dirimu ya dirimu sendiri.
Vero kembali termenung. Dia memikirkan orang -orang tadi. Mereka mengecewakan Vero sebelumnya. Mereka sepertinya sadar akan kesalahan itu dan Vero mendapat permintaan maaf. Jujur saja, Vero orangnya sangat perasa. Penyakitnya membuatnya terlalu menyayangi safing placenya. Oh iya, orang-orang tadi adalah tempat teraman kedua yang Vero punyai. Tapi itu sebelum Vero dikecewakan loh ya. Sekarang tempat itu sudah masuk daftar "black list" dalam diri Vero. Baginya, tempat dan orang-orang itu sudah masuk kategori ancaman bagi Vero. Bukan menjadi kepercayaan lagi seperti sebelumnya. Mereka orang baik, Vero tahu itu. Tapi mereka bukan orang yang bisa mengerti Vero. Itulah manusia, pasti akan mengecewakan. Papa mamanya juga bisa menyakiti Vero. Semua manusia seperti itu, pikir Vero dalam hati.
Lagian Vero merasa dia memang terlalu suka mempedulikan suatu hal ketika dia yakin percaya pada orang-orang atau seseorang. Vero terlalu baik, jujur saja dia bisa mengutamakan kepentingan orang lain atau suatu hal ketimbang kepentingannya sendiri. Itu dia dapatkan ketika Vero mulai mengenal dunia. Vero belajar bahwa hatinya dapat berubah putih tapi seketika bisa berubah menjadi hitam. Vero juga terlalu sering menangis, terlebih di kamarnya. Aman sekali menurutnya, apalagi untuk hal menangis.
Vero... apa yang harus dilakukan padanya? Penyakitnya membuatnya menjadi orang yang aneh. Hanya sedikit yang bisa dekat dengannya dan dia percayai. Hanya saja dia mudah kecewa. Dia suka berjuang hanya saja sekali lagi jiwanya tak kuat bila semakin dan terus dikecewakan. Apa dia harus selalu sendirian dan harus selalu takut bertemu orang terlebih orang baru dikenal? Apa obatnya untuk penyakitnya ini? Ayo bantu Vero menemukan obatnya. Siapa pun itu, bantu dia menemukan kebahagiaannya. Bantu dia mengenal dunia dengan tanpa menyakitinya. Dia butuh senyumannya kembali. Percayalah, Vero bukan orang aneh. Dia hanyalah manusia yang memiliki penyakit aneh dan itu menyiksanya dari dulu.
This is me,
CECIL^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H