Mohon tunggu...
Cecilia Syifa
Cecilia Syifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rahasia Umur Panjang Terungkap: Menelusuri Pesona Alam dan Kearifan Lokal di Kampung Adat Miduana oleh TIM PKM RSH IPB University

18 Juli 2024   09:30 Diperbarui: 18 Juli 2024   19:49 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi peneliti

Kampung Adat Miduana merupakan salah satu kampung di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kampung Adat Miduana merupakan sebuah kedusunan yang terdiri dari 4 RW dan 11 RT dengan jumlah penduduk 1.248 jiwa.  Mahasiswa IPB University dari Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) menaruh perhatian pada Kampung Adat Miduana. Tim PKM ini beranggotakan Citra Shabira (ESL), Deasy Febriyanti Wanasurya (ESL), Adamas Rizky Gani (ESL), Cecilia Syifa (SKPM), Dewi Sukmawati (Manajemen). Tim didampingi oleh Bapak Ir. Nindyantoro, MSP dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan.

Pada kesempatan kali ini membahas mengenai kampung adat Miduana yang  mempunyai lingkungan yang didominasi oleh hamparan hutan, gunung, sawah yang berkontribusi terhadap umur panjang masyarakat. Menghadirkan panorama yang memanjakan mata dan menyejukkan jiwa yang  menawarkan pesona alam asri dan kearifan lokal yang masih terjaga.

Hutan yang menjadi sumber udara bersih dan berbagai sumber daya alam yang menunjang kehidupan sehari-hari masyarakat. Pegunungan yang menjulang tinggi menghasilkan mata air bersih dan jernih sehingga digunakan untuk mandi, mencuci, kakus, dan aliran irigasi. Sawah yang terbentang luas menjadi sumber penghidupan utama masyarakat adat, menyediakan pangan bagi seluruh warga kampung Adat Miduana.

Tak hanya itu, lingkungan yang alami di Kampung Adat Miduana memberikan banyak manfaat bagi kesehatan masyarakat seperti dapat menyerap karbon dioksida sehingga kualitas udara yang dihasilkannya bersih dan segar.  Udara yang bersih dan segar membantu menjaga kesehatan sistem pernapasan dan terhindar dari polusi. Suasana yang asri dan tenang membantu dalam mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental masyarakat. 

Ditambah lagi, tata ruang lingkungan yang alami, seperti jalan berbatu dan menanjak dengan terbatasnya transportasi mendorong masyarakat untuk lebih sering berjalan kaki yang tentunya dapat menyehatkan tubuh. Tak heran, banyak warga yang memiliki umur panjang. WHO (2018) menyatakan bahwa sekitar 4,2 juta orang meninggal prematur setiap tahun akibat penyakit yang disebabkan oleh polusi udara sekitar.

Salah satu warga mengungkapkan, "Terus lingkungan disini udaranya bagus dan bersih jadi ada O2 itu." Selain faktor lingkungan yang mendukung, terdapat faktor lain yang berkontribusi terhadap umur panjang masyarakat Kampung Adat Miduana, yaitu faktor makanan. Masyarakat kampung ini dikenal memiliki kondisi tubuh yang sehat karena mengonsumsi bahan pangan yang berasal dari hasil tanam sendiri dan sering mengonsumsi ikan segar yang banyak ditemui di Sungai Cipandak (Ganaresmi, 2023).

Fakta unik terungkap bahwa terdapat etika dan tatakrama yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Adat Miduana dalam memanfaatkan alam.  Dalam pemanfaatannya, masyarakat hanya menggunakan secukupnya dan tetap memperhatikan keseimbangan dengan alam sehingga lingkungan yang tercipta tetap alami. Hal ini tercermin dalam ungkapan salah satu warga, "Disini kan ada etika atau tatakrama bagaimana manusia menghadapi tumbuh-tumbuhan, maka disitu ada tatakramanya pangan itu jangan asal-asalan. Terus lagi kita ada tatakrama lagi dengan alam."

Kampung Adat Miduana menjadi bukti nyata bahwa hidup selaras dengan alam dapat memberikan banyak manfaat, termasuk kesehatan dan umur panjang. Kearifan lokal dan gaya hidup sehat yang dipraktikkan oleh masyarakatnya patut menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjaga kelestarian alam dan menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia.

Ganaresmi, T.A. 2023. Transfer pengetahuan kebudayaan lokal dalam kasus dekulturasi di kampung adat miduana kabupaten cianjur. KANAYAGAN-Journal of Music Education. 1(1): 17-25.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun