Prof. dr. Helmi Sp. THT (K) mengoperasi telinga kiri setahun yang lalu. Â Beliau melakukan operasi penambalan tulang telinga bagian tengah yang sudah terkikis (canal wall up tympanoplasty), karena operasi yang sudah dilakukan dokter lain di salah satu rumah sakit ternama di luar negeri beberapa tahun lalu tidak berhasil. Kini saya sudah sembuh total. Terima kasih Prof. Helmi. Terima kasih sudah membuat harapan saya untuk sembuh menjadi kenyataan.
Dahulu sewaktu kecil hingga dewasa, saya sering mengalami infeksi telinga kiri. Penyakit ini sudah pernah beberapa kali diobati, tetapi masih sering kambuh. Tiba-tiba saja cairan bisa keluar dari telinga kiri kapan saja. Salah satu dokter THT di Jakarta, yang dahulu pernah mengobati saya mengatakan bahwa gendang telinga kiri saya berlubang dan saya juga dilarang berenang untuk menghindari kambuhnya infeksi karena ada kemungkinan air bisa masuk ke dalam telinga.
Saat itu, saya sungguh belum memahami dengan benar bahwa jika dibiarkan infeksi telinga - di mana cairan keluar dari telinga (otorrhoea) bisa berakibat terkikisnya tulang telinga tengah dan bahkan jika terlalu lama tidak ditangani, akan berakibat kehilangan pendengaran. Seiring waktu, akibat tidak ditangani dengan baik, otorrhoea yang saya derita bertahun-tahun mengakibatkan pendengaran saya menurun sangat jauh. Telinga kiri saya tidak lagi bisa mendengar dengan baik. Hal ini membuat saya menjadi minder dan saya juga harus meninggalkan hobi berenang saya jauh-jauh. Keadaan ini sungguh membuat saya frustrasi.
Saat saya masih tinggal di luar negeri beberapa tahun lalu, penyakit otorrhoea saya kambuh lagi. Kali ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, karena cairan yang keluar dari telinga cukup banyak dan juga terasa gatal. Akhirnya saya menemui salah satu spesialis THT di rumah sakit di negara tempat saya tinggal saat itu. Singkatnya, setelah beberapa kali kunjungan dan dilakukan pemeriksaan secara seksama dan berdasarkan hasil CT scan, dokter tersebut menyatakan bahwa saya menderita cholesteatoma dan juga telah terjadi pengikisan di bagian tulang telinga tengah dan rantai osikula.
Dokter tersebut menyarankan agar saya dioperasi. Tahun 2011 beliau melakukan operasi tympanomastoidectomi telinga kiri dengan implan prostesis untuk rantai osikula. Operasinya sendiri berjalan baik, namun tidak demikian dengan pasca operasi. Telinga kiri saya masih mengeluarkan cairan tiap beberapa bulan sekali selama kurun waktu kurang lebih 2 tahun dan bahkan beberapa bulan kemudian setelah operasi terjadi lagi perforasi di gendang telinga. Hal ini sungguh sangat membuat saya kecewa dan putus asa.
Pertemuan saya dengan Prof. Helmi di RS. SS Medika, Jakarta, memberi saya harapan baru. Beliau sungguh memberikan kesan yang mendalam bagi saya secara pribadi. Dari cara beliau berbicara, memberi penjelasan tentang diagnosa yang dibuatnya, menghadapi pasien, memperlihatkan rasa empati yang tulus; membuat saya yakin bahwa beliau akan mampu menangani penyakit saya dengan baik. Dari pertemuan pertama, dapat saya lihat dan rasakan bahwa beliau adalah seseorang yang sederhana, rendah hati, tulus, penolong, dengan segala kualitas yang sesuai/cocok dengan tuntutan profesinya.
[caption id="attachment_344914" align="aligncenter" width="300" caption="Prof. dr. Helmi Sp. THT"][/caption]
Prof. Helmi melakukan operasi telinga kiri saya awal tahun lalu. Beliau melakukan penambalan tulang telinga bagian tengah, membuatkan gendang telinga baru yang diambil dari sebagian tulang lunak telinga. Sebelum operasi dilakukan, Prof. Helmi mengatakan bahwa beliau akan melakukannya dengan sebaik-baiknya dan meminta saya untuk juga berdoa agar semuanya berjalan baik. Satu hal lagi yang berkesan bagi saya - beliau sungguh tahu apa yang harus dikerjakan, tetapi juga tetap ingat bahwa hanya dengan berkat dari Tuhan semua akan berjalan baik. Operasi berjalan lancar, demikian pula proses penyembuhannya. Hanya dibutuhkan kurang dari 3 bulan, telinga saya berangsur-angsur sembuh. Prof. Helmi berhasil mengembalikan pendengaran telinga kiri saya. Lebih dari itu, setelah bertahun-tahun, saya sekarang bisa melakukan hobi saya dengan suka cita - berenang!
Pasca operasi, suatu ketika saya menanyakan kepada Prof. Helmi mengenai pendapatnya, apakah dokter sebelumnya yang pertama kali mengoperasi telinga kiri saya, melakukan tindakan yang tidak tepat. Beliau hanya menyatakan bahwa beliau menggunakan teknik yang berbeda dengan Dokter di luar negeri. Sekali lagi, ini juga sungguh sikap yang mengagumkan bagi saya. Menurut saya, akan sangat mudah bagi seseorang untuk menyalahkan orang lain dan membanggakan diri pada saat yang bersamaan. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi Prof. Helmi. Beliau tetap bersikap objektif - tidak menyalahkan dokter lain dan tidak menyombongkan diri. Suatu sikap yang sangat saya hargai dari beliau.
Biaya yang telah saya bayarkan untuk jasa Prof. Helmi dan RS SS Medika jauh lebih murah dibandingkan dengan biaya dokter di luar negeri, namun hasilnya jauh lebih memuaskan. Selain itu boleh saya katakan bahwa apa yang sudah dilakukan Prof. Helmi baik sebelum, selama dan sesudah operasi - telah melebihi dari jumlah uang yang sudah saya bayarkan. Beliau tidak saja mengembalikan pendengaran telinga kiri tetapi juga melenyapkan rasa minder dan putus asa karena penyakit yang tidak kunjung sembuh. Suatu berkat dari Tuhan - melalui bantuan beliau, yang saya sangat hargai dan syukuri.
Saya secara pribadi bersyukur bahwa ternyata di Indonesia ada ahli THT yang sungguh-sungguh bisa diandalkan - Prof. Helmi. Bahkan menurut saya, apa yang sudah dilakukan oleh Prof. Helmi meyakinkan saya bahwa beliau adalah dokter Indonesia yang handal yang sungguh dapat diandalkan dan tidak kalah keahliannya dibandingkan dengan dokter di luar negeri. Saya yakin bahwa di Indonesia ada banyak dokter lain yang benar-benar ahli di bidangnya dan kita tidak harus selalu ke luar negeri untuk mendapatkan kesembuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H