” Cech, tanggal 20-21 Agustus 2016 Forescom akan mengadakan Touring ke Ranca Upas, Bandung. Ikut Cech ? ” Begitulah ajakan kawan Edi Sembiring, salah satu pengurus Forescom sehari setelah saya melakukan registrasi keanggotaan Forescom. Saat itu saya belum memberikan jawaban karena pada tanggal tersebut saya dan istri ada acara ke Kamojang, Garut.
Ada sih keinginan untuk ikut serta dalam acara touring tersebut karena acara tersebut saya dapat jadikan silaturahim awal sebagai anggota baru untuk berkenalan dengan kawan-kawan Forescom. Dua hari setelah pembicaraan dengan Kawan Edi Sembiring, saya mendapatkan info bahwa touring diundur minggu depannya yaitu tanggal 27-28 Agustus 2016.
Dengan mundurnya acara tersebut memberikan kemungkinan besar bagi saya untuk ikut serta. Melalui WA Group Chapter Bandung, saya mendapatkan informasi bahwa saya dapat menghubungi Om Chandra untuk mendapatkan penjelasan yang lengkap dan bagaimana cara melakukan pendaftaran. Tanpa pikir panjang segera saya menghubungi Om Chandra dan mentransfer uang pendaftaran.
Awalnya saya pikir dari chapter Bandung bukan hanya saja yang turut serta karena beberapa hari menjelang hari H, beberapa teman chapter Bandung terlihat antusias. Saya senang sekali dapat bertemu teman-teman dari chapter Bandung. Tetapi pas hari H, hanya saya saja dari chapter Bandung. Walaupun demikian saya tetap semangat untuk ikut karena tujuan utama saya adalah silaturahim awal dengan komunitas Forescom.
Sesuai pembicaraan saya dengan Om Chandra via WA, titik kumpul saya dengan rombongan touring adalah exit toll Moh. Toha Bandung. Sebelum jam 8 pagi, saya sudah tiba di lokasi tersebut. Menunggu kurang lebih 20 menit, beberapa mobil rombongan Forescom keluar tol Moh. Toha. Salah satu mobil mendekati saya, rupanya mobil Om Chandra dan meminta saya untuk bersiap diri.
Sebagai Newbie, saya tidak terlalu banyak bertanya, hanya mengamati dan mengikuti jalannya mobil rombongan di depan saya. Sesekali saya berbicara dengan beberapa anggota Forescom pada saat rombongan berhenti sejenak. Penilaian awal saya terhadap teman-teman Forescom adalah baik dan interaktif.
Setelah berjalan lebih dari satu jam, rombongan tiba di Situ Cileunca. Satu per satu mobil parkir teratur di lokasi parkir yang besar Situ Cileunca. Terus terang saya baru pertama kali ke tempat ini. Sebelum kami mulai mencari lokasi untuk pemotretan, Panitia meminta kami berkumpul dan melakukan foto bersama baik dengan kamera biasa maupun drone.
Selanjutnya kami bergerak mendekati situ Cileunca. Hari itu terik sekali matahari, tapi tidak menyurutkan kami untuk melakukan pemotretan. Ada yang memotret pemandangan sekitar situ, ada yang Wefie/Selfie, ngobrol dengan sesama anggota termasuk saya dan lain-lain. Terlihat raut wajah kegembiraan dan lepas dari suasana kepenatan saat aktifitas kerja sehari-hari. Tanpa terasa satu jam terlewati di lokasi tersebut. Kemudian panitia memanggil kami untuk berkumpul dan segera bersiap diri untuk meneruskan perjalanan ke Rumah Bosscha (Malabar Tea House).
Perjalanan menuju Rumah Bosscha terbilang lancar walaupun jalanan hanya cukup untuk dua mobil, berliku, melewati pedesaan dengan kebun teh khasnya dan beberapa area jalan yang tampak rusak tapi tidak menghalangi rombongan Forescom. Kurang lebih satu jam perjalanan menuju Rumah Bosscha. Awalnya saya pikir rumah Bosscha terletak di Lembang (Utara Bandung, teringat teropong Bosscha) ternyata rumah Bosscha adalah tempat tinggal Bosscha dikelilingi oleh perkebunan teh yang sejuk dan indah serta termasuk dalam wilayah Kabupaten Bandung (selatan Bandung) dekat sekali dengan daerah Pengalengan.
Sekarang Rumah Bosscha merupakan bagian dari Wisma Malabar, lokasinya di atas bukit dan dikeliling oleh perkebunan teh Malabar milik PT. Perkebunan Nusantara VIII – Malabar. Wisma Malabar menjadi sebuah penginapan nan asri dan sejuk. Dengan harga yang cukup di atas rata-rata dibanding penginapan lain di Pangalengan, Wisma Malabar ini memang menawarkan lokasi dan pemandangan yang indah.