Seminggu sebelumnya, "Cech, saya tugaskan kamu untuk "in charge" bersama delegasi Badan Narkotika Nasional (BNN) selama mereka di Fiji dalam rangka Pacific Islands Development Forum (PIDF)" demikian perintah big bos di kantor. " Siap" jawab saya dengan mantapnya.
Segeralah saya mencari tahu tentang siapa saja yang ada dalam rombongan BNN. Ternyata ada 7 orang delegasi BNN yang datang dan hanya satu nama yang saya kenal yaitu Aidil Chandra Salim, beliau adalah Dubes RI untuk Fiji periode 2010-2013 yang sekarang menjabat Deputi Hukum dan Kerja Sama. Selain itu saya mendapatkan informasi bahwa Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia akan melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kepolisian Republik Fiji dalam penanggulangan permasalahan narkoba. Tetapi yang menarik perhatian adalah kunjungan delegasi BNN ke Sigatoka Research Station untuk melihat tanaman sukun (breadfruit atau uto).
Hari Selasa, 1 September 2015 pukul 06.30 pagi saya sudah berada di bandara Nadi, Fiji. Sesuai dengan jadwal ketibaaan pesawat dari Hongkong maka pesawat akan mendarat pada pukul 07.05. Ternyata pesawat mengalami penundaaan dan baru mendarat pada pukul 07.50. Tidak apa-apalah pesawat terlambat sehingga saya masih ada waktu untuk mengecek 2 kendaraan (jenis SUV dan Mini Van) dan makanan untuk Kepala BNN dan rombongan selama perjalanan dari Nadi ke Suva.
Setelah sejam lebih menunggu, tiba-tiba saya mendapat telepon dari protokol bandara Nadi bahwa rombongan BNN sudah keluar dari ruang pengambilan barang. Benar saja, terlihat keluar 4 orang pria dan 1 wanita berjilbab ditemani oleh 1 petugas kepolisian Fiji serta 2 orang protokol Nadi, Saya segera menyambut mereka dan sangat antusias karena bisa bertemu kembali dengan Dubes Aidil Chandra Salim. Dubes Salim lah yang mengenalkan 4 orang dalam rombongan BNN tersebut yaitu Kepala BNN Komjen Anang Iskandar dan Istri, Irjen Deddy Fauzi Elhakim (Deputi Pemberantasan) dan Agung Saptono Suwarto (staf), Semua terkesan santai dan tidak suka hal-hal yang berbau protokoler.
"Mas, kami ingin istirahat sebentar di salah satu hotel di Denarau. Kami mau mandi dulu sebelum lanjut ke Suva," ujar Dubes Salim.
"Berapa lama, Pak ? Karena kita sudah ada janji bertemu dengan Sigatoka Research Station jam 10 pagi. Sementara sekarang jam 08.30," tanya saya.
"5 jam, Mas. Tolong telepon mereka untuk undur jadwal pertemuannya setelah jam makan siang. Ya jam 2 siang. Bisa khan?"
"Saya tanyakan mereka apakah bisa atau tidak,"
Alhamdulillah Sigatoka Research Station mau menerima permintaan kami .
Tepat jam 12.30, 5 orang BNN telah berkumpul di lobi hotel dan koper bawaan mereka telah masuk ke dalam mobil mini Van.
"Mas Cech, gabung dengan saya, ya," pinta Pak Anang Iskandar. Saya pun segera duduk di bangku depan mobil SUV bersama Kepala BNN dan istri. Sedangkan yang lain duduk di mobil mini van.