Setelah berpikir sejenak dan berdoa dalam hati, saya ambil resep dokter dan bpkb mobil saya. Selanjutnya saya memutuskan berangkat ke rumah sakit segera. Sesampainya di rumah sakit saya ke apotik dan benar saja resep dokter tidak dapat ditebus alias obat tidak dapat diberikan seperti biasanya sampai kami harus bayar administrasi perawatan 2 hari sebelumnya. Petugas apotik menyarankan saya untuk bertemu bagian administrasi. Bergegaslah saya ke bagian administrasi rumah sakit dan berusaha bertemu dengan teman saya di bagian tersebut. Alhamdulillah saya dapat bertemu dengannya dan berharap dapat kompensasi beberapa hari sampai kami mendapatkan uang untuk membayar semua biaya perawatan.
Ternyata o ternyata, petugas administrasi teman saya tidak dapat membantu karena terbentur masalah peraturan manajemen rumah sakit. Saya berusaha negosiasi dengan rumah sakit. Caranya dengan menjamin bpkb mobil mitsubishi tahun 1972, khan lumayanlah nilai buat bayar 2 hari perawatan almarhumah ibu. Tetapi ditolak oleh manajemen rumah sakit karena rumah sakit bukanlah tempat pegadaian. Penolakan rumah sakit tersebut membuat saya bingung dan patah semangat. Dari mana saya mendapatkan uang ? Buntu pikiran saya. Akhirnya saya memutuskan untuk menengok almarhumah. Pikiran masih saja tidak tenang dan kuatir dengan kondisi almarhumah ke depannya.
Pukul menunjukkan jam 9 malam, tiba-tiba saya mendengar suara dokter yang merawat almarhumah sedang marah-marah kepada perawat. Rupanya dokter tersebut marah kepada perawat karena perawat tidak segera memberikan obat atau injeksi ke almarhumah ibu. Setelah mendapatkan penjelasan perawat, beberapa menit kemudian dokter datang menemui saya.
" Bagaimana sih Mas. kok obatnya tidak segera ditebus ? " tanya dokter.
" Begini dok... " saya berusaha menjelaskan.
" Begini apanya, Mas khan tahu bagaimana kondisi ibu mas. Seharusnya jangan ditunda-tunda pengambilan obatnya " sela dokter.
" Begini dok, terus terang saya sudah datang ke apotik dan berusaha menebus resep dokter. Tetapi ditolak " jelas saya.
" Ditolak bagaimana ? " ujar dokter dengan nada meninggi.
" Ya ditolak dok, karena resep dokter tidak berlaku di rumah sakit ini " terang saya dengan kalem.
" Hah !!! tidak berlaku di rumah sakit ini. Mana resepnya ? " tanya dokter sedikit teriak.
Segeralah saya menyerahkan resepnya ke dokter. Dokterpun bergegas meninggalkan saya dan langsung menuju apotik di lantai dasar.