Usain Bolt of Jamaica ran the 100-meter dash in 9.85 seconds at the 2008 Olympic games in Beijing, setting a new world record. Credit: Pniesen | Dreamstime
Dua Universitas di Amerika melakukan penelitian untuk mengetahui mengapa 28 dari 38 pemegang rekor dunia pria lari 100-meter didominasi oleh kulit hitam.
Sebuah studi baru oleh para peneliti di Howard University (sebuah sekolah historis hitam), Washington DC dan Duke University, North Carolina menunjukkan mengapa atlet hitam dapat mengalahkan atlet dari ras lain dalam menjalankan kegiatannya. Perbedaan fisik pada panjang lengan dan struktur tubuh menjadi jawabannya dimana pusat gravitasi cenderung lebih tinggi pada tubuh orang kulit hitam
Sejak 1968, pemegang rekor dunia pria lari 100-meter dipegang oleh atlet kulit hitam. Dan sejak 1912, Federasi Atletik Internasional (IAAF) mencatat hanya hanya 10 atlet non-hitam yang memegang rekor dunia pria 100 meter dari 38 orang pemegang rekor dunia tersebut.
Edward Jones, peneliti obesitas remaja, gizi dan komposisi tubuh di Howard University mengatakan sebuah bukti bahwa ada perbedaan jelas dalam tipe tubuh antara kulit hitam dan putih. Ini merupakan pola nyata yang menjelaskan kebanyakan pelari tercepat berasal dari Jamaika, Afrika atau Kanada. Ternyata setelah ditelusuri sejarah keturunannya, kebanyakan dari mereka berasal dari Afrika Barat.
Adrian Bejan, seorang Profesor Teknik Duke University mengatakan orang kulit hitam cenderung memiliki kaki dengan lingkaranlebih kecil, yang berarti pusat gravitasi mereka lebih tinggi dibandingkan dengan kulit putih dalam ukuran tinggi yang sama. Asia dan kulit putih cenderung memiliki torso lebih lama, sehingga pusat gravitasi mereka lebih rendah.
Tinggi pusat gravitasi seseorang mempengaruhi seberapa cepat kakinya bergerak ketika mereka menyentuh tanah. Jadi kaki orang dengan pusat gravitasi yang lebih tinggi akan menyentuh tanah lebih cepat dibandingkan dengan orang dengan pusat gravitasi yang lebih rendah.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan mengumpulkan data yang tersedia dari pihak militer di 17 negara. Dalam proses perekrutan, militer selalu mengukur ukuran seragam anggotanya sehingga pengukuran tersebut dapat dijadikan sumber data yang dapat diandalkan. Untuk perkiraan panjang batang tubuh, para ilmuwan membandingkan ketinggian rata-rata orang-orang militer yaitu mengukur tinggi duduk dan jarak dari kursi ke bagian atas kepala.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata orang kulit hitam mempunyai tinggi duduk sekitar 1,5 inci (3 cm) lebih pendek dibandingkan dengan kulit putih yang sama tingginya. Ini berarti diantara orang kulit hitam dan putih (sama tinggi), kaki orang kulit hitam lebih panjang. Sedangkan orang kulit putih mempunyai torso (batang tubuh) lebih panjang.
Bejan mengatakan bahwa perbedaan fisik ini memberikan keuntungan bagi atlet kulit hitam pada saat melawan atlet dari ras lain yang mempunyai panjang tubuh dan pusat gravitasi lebih tinggi sekalipun. Dari sudut pandang fisika, kaki melakukan pekerjaan berjalan dan batang tubuh menjadi beban ekstra yang harus dibawa oleh kaki.
Sebaliknya, kulit putih cenderung memiliki keuntungan di lomba renang karena mempunyai batang tubuh (torso) lebih panjang yang memungkinkan bergerak /meluncur lebih cepat di air.