Saya pikir ini hanya sebagai fragmen dari sebuah cerita sejarah jaman dulu. Ternyata perkiraan saya salah. Tiba-tiba Uyut tertawa terbahak-bahak dan suaranya telah berubah seperti suara seorang raja yang gagah perkasa sakti mandraguna. Suara tawanya keras sekali dan terdengar sampai radius 50 meter. Rupanya Uyut keancikan yaitu keancikan Prabu Tajimalela, Prabu Siliwangi pertama. Dari tatapan matanya saja sudah jelas ketegasan dan kewibawaan. Nyata sekali suasana mistis dan bulu kudukpun ikut berdiri.
[caption id="attachment_84395" align="aligncenter" width="300" caption="Ki Lengser dan Ambu (foto pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_84407" align="aligncenter" width="225" caption="Punggawa Kerajaan dengan payung agungnya (foto pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_84414" align="aligncenter" width="300" caption="Uyut dan rombongan yang telah dipayungi (foto pribadi)"][/caption]
Di depan pintu padepokan telah berdiri punggawa istana dengan membawa payung agung dan diiringi oleh 4 orang hulubalang. Kemudian merekapun segera mendekati Uyut yang masih keancikan untuk memayunginya. Selanjutnya tiga orang penari perempuan cantik yang berpakaian seperti puteri raja menari dihadapan Uyut yang dianggap sebagai raja.
[caption id="attachment_84422" align="aligncenter" width="300" caption="Para penari yang cantik menyambut kedatangan Uyut dan rombongan (foto pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_84433" align="aligncenter" width="300" caption="Menuju masuk ke Padepokan (foto pribadi)"][/caption]
Sungguh sebuah pengalaman luar biasa yang saya peroleh dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tahun ini. Unsur budaya Sunda jaman dulu yang digabungkan dengan unsur keislaman jaman sekarang. Intinya adalah selalu mengingat sejarah masa lalu dan ambil hikmahnya untuk kehidupan yang akan datang yaitu sebagai makhluk Allah SWT maka kita harus bisa rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta).
Selanjutnya Uyut dan rombongan dituntun masuk ke dalam padepokan yang seolah-olah sebagai istana kerajaan. Dalam keadaan keancikan Uyut duduk di kursi kerajaan dan tampak tatapan mata beliau memperhatikan orang-orang yang hadir di dalam ruangan padepokan. Â Dengan menggunakan bahasa Sunda, Uyut memberikan wejangan kepada kami dan mendoakan agar hidup kami menjadi lebih baik daripada saat ini. Intinya adalah Semoga Allah SWT memberikan kesehatan, kebahagiaan, keselamatan dunia dan akherat. Amin.
[caption id="attachment_84455" align="aligncenter" width="225" caption="Uyut dan kursi kerajaan (foto pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_84457" align="aligncenter" width="300" caption="Panggung hiburan (foto pribadi)"][/caption]
Setelah mendoakan kami, satu per satu dari kami memberikan penghormatan ala jaman dulu kepada Uyut yang masih keancikan. Kemudian Prabu Siliwangi yang ngancik ke Uyut mengucapkan rasa terima kasih dan mohon pamit meninggalkan kami semua. Beberapa saat kemudian uyutpun tersadar dan kembali normal seperti semula.
[caption id="attachment_84459" align="aligncenter" width="300" caption="berjoget ria (foto pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_84460" align="aligncenter" width="300" caption="Sinden panggung (foto pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_84461" align="aligncenter" width="300" caption="Tari Jaipongan (foto pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_84462" align="aligncenter" width="300" caption="Ini lagi menunggu cechgentong joget hehehehe (foto pribadi)"][/caption]
Sebagai acara penutup maka dipertunjukkanlah tari jaipongan, saweran, ngebodor dan sebagainya layaknya hiburan rakyat jaman baheula. Semuanya bergembira dan saling berinteraksi dalam ikatan silaturahim. Demikianlah acara peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun ini. Sampai jumpa Maulid Nabi Muhammad SAW pada tahun 1432 H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H