Gary Neville memunculkan tudingan kontroversial terhadap EFL (English Football League) dengan klaim bahwa liga tersebut mengabaikan sepak bola di tingkat yang lebih rendah.
Pernyataan kontroversial ini mencuat setelah kegagalan para pemilik Salford, termasuk Neville, dalam mencapai kesepakatan pendanaan baru untuk EFL.
Dengan menyebut ketidaksetujuan terhadap kesepakatan sebagai "aib mutlak," Neville menyoroti prioritas klub-klub papan atas yang lebih terfokus pada perancangan sistem keuangan baru daripada mendukung Football League yang tengah menghadapi tantangan berkelanjutan.
Tudingan ini menyorot ketidaksepakatan antara Liga Premier dan EFL, menciptakan sorotan tajam terhadap dinamika dan kebijakan dalam sepak bola Inggris.
Melansir dari The Independent, dalam pertemuan pemegang saham di London pada hari Senin, kesepakatan enam tahun yang memberikan EFL 14,75 persen dari pendapatan media bersih Liga Premier senilai sekitar 900 juta diperdebatkan.
Namun, klub-klub papan atas lebih memilih untuk merancang sistem keuangan baru sebelum menetapkan kesepakatan EFL.
Gary Neville, yang juga berperan sebagai ahli sepakbola di Sky Sports, mengkritik tata kelola Liga Premier yang dinilainya kurang memperhatikan kesejahteraan sepak bola secara keseluruhan.
Pemerintah Inggris telah mendesak otoritas sepak bola untuk mencapai kesepakatan keuangan baru, tetapi Neville menilai sikap Liga Premier yang terlalu pasif dan kurang berperan aktif dalam mendukung Football League.
Meskipun klub-klub papan atas menegaskan komitmen mereka terhadap EFL, situasi ini menciptakan ketidakpastian mengenai penyelesaian keuangan yang lebih berkelanjutan.
EFL menolak memberikan komentar, dan rencananya akan membahas masalah ini dalam rapat dewan akhir pekan ini.