Pesta demokrasi pemilihan Presiden Republik Indonesia telah memasuki minggu kedua masa kampanye dan puncaknya akan dilaksanakan dalam penentuan pilihan rakyat pada tanggal 9 Juli 2014.
Beberapa bulan terakhir, sangat banyak isu negatif yang beredar di dunia maya maupun di dunia nyata, saling serang, saling jegal, saling hasut telah menjadi penorama biasa dalam keseharian. Realita itu adalah tradisi negatif yang seharusnya tidak perlu dikedepankan. Namun itulah petanda bahwa bangsa ini sedang belajar berdemokrasi.
Diharapkan kita semua bisa sama-sama menjaga diri, menjaga ucapan agar helat pilpres ini menjadi ajang demokrasi yang berkualitas, demokrasi yang mensejahterakan sesuai harapan Joko Widodo.
Sebagaimana pesan moral yang pernah disampaikan oleh capres Joko Widodo, beliau berharap kepada seluruh masyarakat pemilih agar dapat merayakan pesta demokrasi ini dengan penuh kegembiraan, menjadikan demokrasi yang mensejahterakan rakyat.
Hal itu diucapkan capres nomor urut 2 yang akrab disapa Jokowi itu di Akhir debat capres dan cawapres di Balai Sarbini, Jakarta Selatan, Kamis (9/6/2014).
"Terima kasih pada semuanya agar demokrasi bisa berjalan baik dan demokrasi bisa menjadi kegembiraan rakyat," ucap Jokowi saat itu.
Begitu pula calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, beliau menegaskan dan mengajak seluruh pendukungnya untuk patuh dan terus mengedepankan pemilu yang aman dan berintegritas.
"Kita minta pendukung untuk patuh. Saudara Jokowi adalah saudara kita juga, saudara Jusuf Kalla adalah saudara kita juga dan mereka bagian dari putra terbaik bangsa Indonesia," ujar Prabowo dalam acara 'Deklarasi Presiden 2014 Pemilu Berintegritas dan Damai', di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan (3/6)
Sesungguhnya alangkah mulianya bila kita bisa bersama-sama meresapi dan mengimplementasikan penyataan itu sebagai sebuah seruan damai.
Bagi bangsa besar yang menjunjung tinggi sportifitas sudah selayak pendukung kedua kandidat calon presiden dan calon wakil presiden mengedepankan aspek kampanye berkualitas dengan menyuguhkan visi misi yang berpihak untuk kepentingan rakyat tanpa menghujat dan melakukan kampanye hitam beraroma fitnah.
Ucapan kedua kontestan calon pemimpin bangsa ini telah menjadi catatan positif bagi dunia dan seluruh rakyat Indonesia. Narasi penuh makna kedamaian itu diharapkan benar-benar tulus keluar dari relung hati mereka yang paling dalam, sebagai pemersatu bangsa dalam menyonsong era demokrasi yang bermatabat di muka bumi ini.